Monday, February 28, 2005

aphorisma...1

nisan bisa dari kayu atau batu...
tapi nama bisa dari bumi, air, api atau angin....(apr,00)
*
malam itu ibarat kelambu,
jika tidak suk, sibaklah dan nyalakan lampu kamarmu...(apr,00)
*
aku tahu,
Tuhan lebih dekat dari nadiku,
tapi akau tidak tahu,
siapa yang lebih dekat, Tuhan atau darahku....(27mar,00)
*
sudah kubilang, "biarkan aku mengambil waktuku dulu.
biarkan dalam waktuku aku menentukan lagu yemaku dan penyanyi latarku, hingga aku dapat berdansa sesuka hatiku..." (mar,00)
*
mengapa harus selalu ada hari yang sama tiap putaran waktu.
aku ingin bertemu hari lain di lekuk waktu itu....(9juli,00)

sketsa ...2

telah kuputuskan untuk lalui jalan ini
walau pun harus lalui sungai dan lautan
akan kugulung jalan telah aku lewati
dan akan kuusung di atas kepala dan kedua bahuku..

akan kuceritakan jalan
yang telah membuat debu lengket di kulitku
akan kuceritakan zikir dan lagu
yang menegndap di bawah dadaku
akan kuceritakan juga tentang bunga
yang kau titipkan padaku

(pernah dipbulikasikan pada "iqra, fsi fekon unand, 2000)

Saturday, February 26, 2005

approximated time elapse

matahari tidak pernah lelah
bergantian dengan bulan
memberi sinar kepada bumi...
dengan kemesraan dan kekuasaanNya
waktu pun terus tercipta sebagai batas cerita...

finally

akhirnya aku menegerti
bahwa cinta adalah sebuah cermin
di mana aku bisa melihat diriku
lebih jelas....

Friday, February 25, 2005

running time

apakah gerangan waktu akan menunggu
di tepian hidupku..?
berpeluhku tak kunjung dapat melihat punggungnya...
tertinggal aku di bawah umbul rencana
yang erat menikan bumi..
lelahku tak usai...
rencanaku baru sekuku...
seakan tidak ada tak ada percaya yang sudi mampir..
masaku berganti,
dan aku pun tidak bertenaga mengejarnya,
larut ku dibuai embun,
tak sudi juag ia mendekat,
kebengisannya sangat teruji,
sedihku hiperbolis,
keinginanku maya,
pada akhirnya,
dia memang tak mau menunggu..................................

ambigu

banyak dari kenyataan dari diri kita yang sangatsangat mendua. tidak peduli itu apapun. hitam putih solid menyusun kerangka berpikir. pragmatis opurtunis apatis atau apapun istilahnya telah mampu membuat selsel dalam tubuh bersinergi membentuk suatu pola yang absurd yang hanya dapat dimengerti dan diuraikan oleh kemampuan pribadi. kemampuan mengumpulkan dan mengolah berbagai input data primer dari lingkungan hanya dapat diartikan sesuai pola yang sedari awal telah ditetapkan. egois, memang itu yang melekat.