Monday, December 19, 2005

bumi langitan......







manusia dan keinginannya seperti raga dan jiwanya.
menyatu erat dengan perekat yang abstrak, seperti iman.
dunia yang kalut dengan berbagai tumpahan keinginan penghuninya,
terus berthan dengan segala bekal yang telah dikekalkan kepadanya.


bumi memberikan tumbuhan.
bumi meberikan mineral.
bumi memberikan minyak.
bumi memberikan nyawa.

namun lihatlah..........
aku yang disini bersama mereka tetap berdiri angkuh menatap langit tanpa ada banyak keinginan untuk melihat tempat berpijak.

bumi diacuhkan.
bumi kembali diacuhkan.

namun dengarlah........
aku bersama mereka tetap tertawa dan berbicara dengan keras perihal langitan tanpa banyak perhatian untuk membicarakan ibu pertiwi.

bumi kembali bertahan.
bumi bertahan.

kapan dan sampai saat mana bumi diam melihat aku yang tak ubahnya manusia perwujudan api....

sampai sejauh mana bumi menahan getir dari galak tawa tak sopan yang terus membahana.......

entahlah....

yang pasti aku terlalu jauh memandang langit.....




JANGAN ASAL COPY PASTE..

ternyata keinginan...........


ternyata keinginan iu adalah buah pengasih yang tidak habisnya.
dimakan, dibuang atau diberikan ke orang lain.
ta ada habishabisnya.
begitu juga ketika setiap kita mencari sebuaharti.
namun kadang tak kuasa menolak ketika keingina terbentur keinginan sang penguasa.
apa boleh buat, jika tidak bisa di naiki, hancurkan saja tembok itu.
seperti barisan lumut yang menempel rapuh pada batuan gunung,
namun dengan perlahan pasti ia mengingatkan bahwa batu juga dari tanah....





JANGAN ASAL COPY PASTE..

Saturday, December 17, 2005

bunga


petik bunga kecil ini, jangan ditunda.
aku takut jika ia layu, luruh dan jatuh ke dalam debu.
aku mungkin tidak dapat menemukan tempat di dalam rangkaian bungamu.
namun, kehormatan bersama dengan sentuhan pedih tanganmu dan keberanian itu.
aku takut hari berakhir sebelum aku terjada dan waktu meminta diri.

(litle flower by Rabindranath Tagore in Gitanjali. Trnsltr : kapallaoet)


JANGAN ASAL COPY PASTE..

Friday, December 02, 2005

dia, perempuan itu............


dia,
perempuan itu,
sepertinya datang hanya untuk membuaka jahitan;
terbuka,
lalu pergu tanpa ada kesan untuk menjahitnya kembali.
di kejauhan,
ia kembali mendekat;
memperlebar bukaan dan lagi-lagi tiada hasrat untuk menjahitnya kembali.
namun sudah terlalu jauh bukan.
dia ,
perempuan itu,
datang dan pergi tanpa kesan................