Monday, December 19, 2005

bumi langitan......







manusia dan keinginannya seperti raga dan jiwanya.
menyatu erat dengan perekat yang abstrak, seperti iman.
dunia yang kalut dengan berbagai tumpahan keinginan penghuninya,
terus berthan dengan segala bekal yang telah dikekalkan kepadanya.


bumi memberikan tumbuhan.
bumi meberikan mineral.
bumi memberikan minyak.
bumi memberikan nyawa.

namun lihatlah..........
aku yang disini bersama mereka tetap berdiri angkuh menatap langit tanpa ada banyak keinginan untuk melihat tempat berpijak.

bumi diacuhkan.
bumi kembali diacuhkan.

namun dengarlah........
aku bersama mereka tetap tertawa dan berbicara dengan keras perihal langitan tanpa banyak perhatian untuk membicarakan ibu pertiwi.

bumi kembali bertahan.
bumi bertahan.

kapan dan sampai saat mana bumi diam melihat aku yang tak ubahnya manusia perwujudan api....

sampai sejauh mana bumi menahan getir dari galak tawa tak sopan yang terus membahana.......

entahlah....

yang pasti aku terlalu jauh memandang langit.....




JANGAN ASAL COPY PASTE..

ternyata keinginan...........


ternyata keinginan iu adalah buah pengasih yang tidak habisnya.
dimakan, dibuang atau diberikan ke orang lain.
ta ada habishabisnya.
begitu juga ketika setiap kita mencari sebuaharti.
namun kadang tak kuasa menolak ketika keingina terbentur keinginan sang penguasa.
apa boleh buat, jika tidak bisa di naiki, hancurkan saja tembok itu.
seperti barisan lumut yang menempel rapuh pada batuan gunung,
namun dengan perlahan pasti ia mengingatkan bahwa batu juga dari tanah....





JANGAN ASAL COPY PASTE..

Saturday, December 17, 2005

bunga


petik bunga kecil ini, jangan ditunda.
aku takut jika ia layu, luruh dan jatuh ke dalam debu.
aku mungkin tidak dapat menemukan tempat di dalam rangkaian bungamu.
namun, kehormatan bersama dengan sentuhan pedih tanganmu dan keberanian itu.
aku takut hari berakhir sebelum aku terjada dan waktu meminta diri.

(litle flower by Rabindranath Tagore in Gitanjali. Trnsltr : kapallaoet)


JANGAN ASAL COPY PASTE..

Friday, December 02, 2005

dia, perempuan itu............


dia,
perempuan itu,
sepertinya datang hanya untuk membuaka jahitan;
terbuka,
lalu pergu tanpa ada kesan untuk menjahitnya kembali.
di kejauhan,
ia kembali mendekat;
memperlebar bukaan dan lagi-lagi tiada hasrat untuk menjahitnya kembali.
namun sudah terlalu jauh bukan.
dia ,
perempuan itu,
datang dan pergi tanpa kesan................

Sunday, November 20, 2005

hidupalah.....


hidup adalah perjalanan.
terus ke depan, walau kadang kita berpikir ada kalanya kita berhenti atau mundur.
ditemui persimpangan,
berbagai pilihan mencuat, bersyukur atau mengutuk tentang apa yang dimiliki untuk memilih.

memang kehidupan adalah pemandangan,
di mana kita sama sekali tidak dapat melihat di mana diri kita,
kecuali di depan cermin.

kehidupan memberikan agenda yang unik dan menarik atau bahkan mencekik.

hiduplah,
banyak kejadian dan rencana yang harus dituangkan...

Tuesday, November 15, 2005

berhitung mundur; melihat cermin dan berbenah


satusatunya yang patut diperhitungkan itu apa...
satusatunya yang harus dilihat itu apa...
satusatunya yang patut dikerjakan itu apa...

menghitung aruskah...
melihat ombakkah...
mempernbaiki perahukah...

absurd dilihat dari sini...
benarbenar kerapuhan itu terlihat dengan jelas disini,
di dalam ini...

Saturday, November 12, 2005

jangan pernah mengabaikan cinta orang lain...(cerita si kadal)


Ini sebuah kisah nyata yang terjadi di
Jepang.

Ketika sedang merenovasi sebuah rumah,seseorang mencoba merontokkan tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong di antara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor kadal terperangkap di antara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah paku.

Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek paku itu, ternyata paku tersebut telah ada di situ 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.

Apa yang terjadi? Bagaimana kadal itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun??? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikitpun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.

Orang itu lalu berpikir, bagaimana kadal itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada paku itu!

Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan kadal itu, apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. Kemudian, tidak tahu darimana datangnya, seekor kadal lain muncul dengan makanan di mulutnya...astaga!!

Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor kadal lain yang selalu
memperhatikan kadal yang terperangkap itu selama 10 tahun. Sungguh ini sebuah cinta...cinta yang indah. inta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor kadal itu. Apa yang dapat dilakukan oleh cinta? Tentu saja sebuah keajaiban.

Bayangkan, kadal itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu mengagumkan.

Saya tersentuh ketika mendengar cerita ini. Lalu saya mulai berpikir tentang hubungan yang terjalin antara keluarga, teman, saudara lelaki, saudara perempuan.....Berusahalah semampumu untuk tetap dekat dengan orang-orang yang kita kasihi.

JANGAN PERNAH MENGABAIKAN ORANG YANG ANDA KASIHI!!!

belajar mencintai....#1


Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan. Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuatmu tertarik, Itu bukan pilihan, itu kesempatan. Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan, Itu pun adaah kesempatan.

Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan. Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan. Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasanganmu Dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.

Perasaan cinta, simpatik, tertarik, Datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan.Berbicara tentang pasangan jiwa, Ada suatu kutipan dari film yang Mungkin sangat tepat : "Nasib membawa kita bersama, tetapi tetap bergantung pada kita bagaimana membuat
semuanya berhasil!" Pasangan jiwa bisa benar-benar ada. Dan bahkan sangat mungkin ada seseorang Yang diciptakan hanya untukmu. Tetapi tetap berpulang padamu Untuk melakukan pilihan apakah engkau ingin Melakukan sesuatu untuk mendapatkannya, atau tidak...

Kita mungkin kebetulan bertemu pasangan jiwa kita, Tetapi mencintai dan tetap bersama pasangan jiwa kita, Adalah pilihan yang harus kita lakukan. Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.

Tuesday, November 08, 2005

r


sudah lama sekali bukan...
surprise when u contact me...
make a different beat...
but kesungguhan itu masih banyak yang perlu dipertanyakan...
negosisasi, kesepakatan dan ratifikasi
ini masalah traktat
bukan masalah lalat yang dengungnya bermasalah
lama sekali bukan...
baiknya mendingin dulu
lalu lihat apakh sudah sepantasnya

Monday, November 07, 2005

.....malam


seperti matahari yanng tidak pernah tenggelam,
malam tercipta karena bumi terus gelisah
berotasi menuntaskan ingin tahunya untuk melihat sisi lain dirinya
namun dia bukan burung hantu yang bisa memutar 180 derajat kepalanya

ketupat


ga kenal ketupat bukan orang indonesia lo...
ketupat emang identik ma lebaran di tanah air n melayu...

ada beberapa hal menarik yang terdapat dalam ketupat.
pertama butuh dua lembar daun buat bikin ayaman biar jadi temapt yang kokoh.
kedua ketupat dibuat dari beras, beratus dalam satu wadah, karena suatu proses maka bersatulah jadi bongkahan.

.......

Tuesday, November 01, 2005

aku begitu ternyata...



sesuatu yang datang tanpa diharapkan akan dapat mengubah pandangan yang nyata-nyata kemarin sekeras kepalan tangan yang menggenggam penolakan...

kemarin, banyak yang tidak ingat ada sesuatu yang terus mengikuti langkah, bersembunyi di balik bayangan, menari di belakang mata, dan menggengam buah pikir.

hari ini, kekuasaan atas diri dirasakan membuncah dalam kepanikan, benarkah hari ini benarbenar milikku sejati...

dapatkah kalbuku dan benakku menjelajah teritorial pemahaman atas diriku sendiri...
membentuk zone ekslusif atau sekedar membuat keputusan yang menyenangkan...

ah sudahlah...

bukankah pikiranku sendiri yang merajai kekuasaan atas diriku...

ah benarbenar aku makhluk manusia yang rasional....

Thursday, October 20, 2005

kemanusian masyarakat manusia



di dalam kehidupan bermasyarakat manusia,
kita kadang tidak tahu harus bersikap apa
terhadap sesama manusia.
kadang kita terlalu sibuk
memandikan anjing
dan memangkas ranting.

Monday, October 10, 2005

dian...#2




mencari kemurnian dengan hanya berteman lilin....
hanya memaksa diri..
bukankah lebih baik duduk dan berpikir...

dian....#1




banyak keinginan yang tidak teredam satu persatu....
lalu gelap..
hanya dian yang memiliki nafsu menerangi dirimu...
sampai kapan...
sampai akhir hayat atau satu saat di depankah...

berjuang sendirian atau berkelompok sampil menatap satusatu
kerak bumi mana tempat yang cocok untuk bercocok tanam
di mana keinginan yang dapat tumbuh subur.

tidakkah akan banyak kegelapan yang memilih menjadi teman
jika hanya berkeinginan tanpa berani menatap matahari...
atau menghitung jarak bulan dari tangan mu...

lalu tidakkah terlalu berlebihan jika ada yang menyebut pecundang...

takkan terjadi....
takkan terjadi....
bukankah nyanyian itu yang berkecamuk dalam hati yang sama sekali gundah...

siapa tahu...
siapa tahu.....
lagilagi pertimbangan invalid datang bertubi
dari otak didera cedera putus asa............

lalu dimanakah temapat yang menentramkan....
tanpa gelap, tanpa bimbang....

jangan pernah bertanya...
yang melihat gelap hanya mata....
bukankah ada mata hati yang terus melihat namun diabaikan...
dan selama itu bimbang bergelayut manja di kedua pundak

Tuhan menegur dirimu setiap saat...
duri yang tergeletak di jalan bukti dia tetap menginginkan dirimu.......
tentu dapat dilihat...
tentu dapat dirasakan...

bukankah selalu di dekatmu....

Friday, October 07, 2005

the last day.......



hari terakhir di kampus unand...
ga nyadar dah lama jadi warga senior disini...

thanks bgt buat tementemen seangkatan n juniorjunior....
civitas academica...

sayonara.....

Wednesday, September 28, 2005

tentang akhwat sejati


Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, "Abi
ceritakan padaku tentang Akhwat sejati?"

Sang ayah pun menoleh sambil kemudian
tersenyum.

Anakku...
Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari
kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari
kecantikan hati yang ada di baliknya. Akhwat
sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang
mempesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia
menutupi bentuk tubuhnya. Akhwat sejati bukan
dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia
berikan tetapi dari keikhlasan ia memberikan
kebaikan itu. Akhwat sejati bukan dilihat dari
seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat
dari apa yang sering mulutnya bicarakan. Akhwat
sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa,
tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.

Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah
putrinya.
"Lantas apa lagi Abi?" sahut putrinya.

Ketahuilah putriku...
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya
dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia
berani mempertahankan kehormatannya. Akhwat
sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda
orang di jalan tetapi dilihat dari Kekhawatiran
dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa
banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi
dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu
dengan penuh rasa syukur.

Dan ingatlah...
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya
dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauhmana ia
bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.

Setelah itu sang anak kembali bertanya, "Siapakah
yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?"

Sang ayah memberikannya sebuah buku dan
berkata, "Pelajarilah mereka!" Sang anak pun
mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah
tulisan "Isteri-Isteri Rasulullah".

Tuesday, September 27, 2005

tiga


rencana, cita-cita dan berbuat.
renungkan apa itu.
pikirkan apa itu.
akali bagaimana itu...

(Nabi Muhammad, SAW)

kasumpurnaning urip


pada gulengan in kalbu, ing sasmitha
amrih lantip aja pijer managan kaprawiraan den kaesti
pesunen sarira nira sudanaen dhahar lan guling

serat wulang reh, Ssunan Ppaku Buono IV

Tuesday, September 20, 2005

Selalu Ada Celah Kegembiraan

"Tersebutlah seorang ibu yang bernama Khansa'
yang hidup mulai dari jaman Rasulullah SAW
sampai Utsman bin Affan. Dia memiliki empat
orang anak laki-laki yang semua gugur di medan
perang Qadisiah di masa khalifah Umar bin
Khathab. Apakah dia sedih ditinggal keempat
anaknya? Tentu saja, tetapi tidak sedih sampai
kelewatan, bahkan lebih banyak ucap syukur yang
keluar dari mulutnya.

Inilah kata-kata yang keluar saat orang-orang
menjenguknya: "Segala puji hanya bagi Allah.
Yang telah memberi kemualiaan kepadaku dengan
kematian putra-putraku sebagai syuhada dan
do'akanlah agar aku dikumpulkan bersama mereka
di tempat yang penuh rahmat-Nya."

Begitu juga apa yang dialami oleh sahabat mulia,
Urwah bin Zubair. Kakinya terpotong di medan
perang. Tetapi dia masih bisa bergembira, yang
tergambar dalam do'anya yang terkenal: "Ya Allah,
jika engkau mengambil satu anggota badanku,
sesungguhnya Engkau masih menyisakan banyak
sekali anggota badan yang lain. Dan jika Engkau
mengambil satu anakku, sesungguhnya Engkau
masih menyisakan anak-anakku yang lain. Maka,
segala puji hanya untuk-Mu"

Musibah memang selalu menyisakan kesedihan.
Rasulullah SAW pun sedih saat ditinggal orang-
orang kesangannya. Rasulullah sedih saat
putranya meninggal, beliau sedih saat istri, paman,
dan kakek beliau meninggal. Namun kesedihan
beliau tidak pernah memadamkan api perjuangan,
tidak pernah menghentikan gerak, dan tidak pernah
menyurutkan langkahnya untuk menjalankan dan
menyebarkan syariah Allah.

Allah memberikan keyakinan kepada Rasul-Nya
juga sekaligus kepada kita bahwa dibalik kesulitan
selalu ada kemudahan. Seperti dalam firman-Nya:
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan." (QS.Alam Nasyrah:5-6)

edan

sudah dengan cerita mursilah?
edan!
dia dituduh maling
karena mengumpulkan serpihan kain
dia sambung-sambung jadi mukena
untuk sembahyang
padahal mukena tak dibawa pulang
padahal mukena dia taroh
di tempat kerja
edan!
sudah diperas
dituduh maling pula
sudah dengan cerita santi?
edan!
karena istirahat gaji dipotong
edan!
karena main kartu
lima kawannya langsung dipecat majikan
padahal tak pakai wang
padahal pas waktu luang
edan!
kita mah bukan sekrup

widji thukul
Bandung 21 Mei 1992

Monday, September 19, 2005

mimpi vs kenyataan


mimpi dan kenyataan adalah keajaiban yang terus akan seimbang jika semua orang dapat mengenalinya dengan pasti. mimpi mendorong untuk bergerak dan kenyataan adalah gerak itu sendiri yang pasti saat terlelap dalam lelah mimpi menghampiri mendamaikan dan menggugah kemanusiaan yang manusiawi. lihat atau mendengar atau melihat adalah pilihan. mimpi adalah mendengar, kenyataan adalah melihat.
dalam hal ini, kita tau yang terbaik

kita pada awalnya

time still running out....

tidak disadari sudah banyak masa
yang dihabiskan dibelakang....
namun kita tidak punya kausa menahan jalannya sang waktu...
menahan kedip mata pun kita tidak akan sanggup...
ada kalanya kita bangga bahwa kita manusia,
tapi kadang kita juga berpikir ada juga susahnya jadi manusia...
manusia tidak akan sanggup menghentikan mesin
raksasa yang elemennya bumi dan langit...
ia terlalu perkasa dalam menjalankan waktu...

harga bbm indonesia vs mancanegara

Harga ini adalah setelah kenaikan dan sayaperhitungkan dalam IDR/liter :
Amsterdam-Belanda : Rp. 17.564
Oslo-Norwegia : Rp. 16.995
Milan-Italia : Rp. 16.155
Kopenhagen-Denmark : Rp. 16.073
Brussels-Belgia : Rp. 16.019
Stockholm-Swedia : Rp. 15.721
London-Inggris : Rp. 15.694
Frankfurt-Jerman : Rp. 15.098
Paris-Perancis : Rp. 15.016
Lisbon-Portugal : Rp. 14.501
Budapes-Hungaria : Rp. 13.390
Dublin-Irlandia : Rp. 12.956
Geneva-Swiss : Rp. 12.848
Madrid -Spanyol : Rp. 12.333
Tokyo-Jepang : Rp. 11.493
Praha-Ceko : Rp. 11.620
Bukares-Romania : Rp. 11.086
Brasilia-Brasil : Rp. 8.457
Havana-Kuba : Rp. 8.213
Taipei-Taiwan : Rp. 7.698
Johannesburg-Afsel : Rp. 7.101
USA : Rp. 7.047
Panama City-Panama : Rp 5.936
Moscow-Rusia : Rp. 5.692
San Juan-Puerto Rico : Rp. 4.716
Riyadh-Arab : Rp. 2.467
Kuwait : Rp. 2.114
Kairo-Mesir : Rp. 1.762
Lagos-Nigeria : Rp. 1.030
Caracas-Venezuela : Rp. 325

Dari daftar tersebut diatas diketahui bahwa kenaikan BBM tidak hanya terjadi di tanah air, seluruh duniapun mengalami hal ini, termasuk beberapa Negara Adidaya seperti Amerika Serikat.
Dari data yang dikutip dari CNN, harga BBm di Amsterdam termasukyang paling mahal di dunia dengan harga setara dengan Rp.17.564/liter, sementara yang paling murah adalah di Caracas-Venezuela yaitu setara dengan Rp.325/liter.
Di negara kite naik 800 perak.berasa juga untuk orang2 kaya ane.
Jadi nyang paling murah di venezuela.pindah aje ke venezuela........

....dua

banyak dari kenyataan dari diri kita yang sangatsangat mendua. tidak peduli itu apapun. hitam putih solid menyusun kerangka berpikir. pragmatis opurtunis apatis atau apapun istilahnya telah mampu membuat selsel dalam tubuh bersinergi membentuk suatu pola yang absurd yang hanya dapat dimengerti dan diuraikan oleh kemampuan pribadi. kemampuan mengumpulkan dan mengolah berbagai input data primer dari lingkungan hanya dapat diartikan sesuai pola yang sedari awal telah ditetapkan. egois, memang itu yang melekat.

doa si pelawak

Perjamuan megah telah usai;
Sang Raja mencari kesenangan baru untuk melupakan beban.
Pada penghiburnya ia berseru:
"Saudara pelawak, berlutut dan berdoa'alah untuk aku!"
Sang Pelawak membuka topi di hadapan para penghuni istana;
Mereka tak melihat senyum pahitnya yang tersembunyi di balik seringai lebarnya.
Ia menundukkan kepala dan berlutut.
Di alas sutra sang raja; lalu terdengar suaranya memohon:
"Oh Tuhan kasihanilah aku, orang bodoh ini!"
Ruangan pun sunyi; dalam keheningan, sang raja berdiri berlalu ke tamannya yang sejuk,
Ia menjatuhkan diri dan bergumam pelan;
"Kasihanilah aku orang bodoh ini!"

Edward Rowland Sill, 1868

Wednesday, September 14, 2005

kesepakatan para bayi

kesepakatan yang dibuat para bayi adalah diam, menangis, tertawa atau senyum... hanya itu... tanpa ada imbuhan... ga ada kalimat repetitif yang membosankan... hanya itu... diam menangis dan tertawa... untukku... itu tampak lebih menyenangkan, tidak harus selalu direcoki dengan berbagai masalah hidup... dan manusia di lahirkan memang untuk bahagia... banyak cara untuk bersikap... alam memberikan kebijaksanaan yang luar biasa atas semua langkah yang manusia injakkan diatas tubuhnya... sang pencipta memberikan toleransi yang tanpa batas... pengampunan agar manusia tetap bahagia tetap ditiupkan dalam tiap jiwa... alasan apa ya hendak manusia ucapkan sebagai tuntutan... hujan yang turun pun sering menggoda manusia untuk menyalahkan ketimapanagan alam untuk dirinya... teriknya matahari membangkitkan alasan kenapa panasnya dunia tidak menyejukkan hatinya... seperti hujan dan matahari... air mengangkasa memenuhi rongga dada langit... bersatu dalam erat genggaman awan... melaburkan diri tanpa peduli akan salaing keterasingan satu sama lain... bersorak serntak setelah saatnya menurunkan hasrat menyejukkan bumi... alasan apa lagi yang hendak manusia utarakan tentang dirinya............................................
saya hanya tahu satu hal, manusia memang diciptakan untuk bahagia..................

Thursday, September 08, 2005

kecelakaan pesawat dalam dekade terakhir

Peristiwa kecelakaan pesawat Mandala Airlines yang menimpa pemukiman kawasan Padang Bulan, tepatnya di Jl. Jamin Ginting Pasar VII, Kecamatan Medan Selayang menambah deretan panjang kecelakaan pesawat terbang di tanah air. "

Jumlah korban kecelakaan pesawat Boeing 737-200 milik maskapai penerbangan Mandala Airlines dengan nomor penerbangan RI901, di Medan, Sumatera Utara, Senin (6/9), diperkirakan lebih dari 140 orang - 116 di antaranya penumpang dan awak sedangkan sisanya adalah penduduk sekitar jatuhnya pesawat.

Jumlah ini kemungkinan masih akan bertambah, karena saat gagal take off dari Bandara Polonia, pesawat yang yang dikendalikan Kapten Pilot Askar Timur dan Co-Pilot Dovir Efendi ini membabat perumahan penduduk dan menyambar puluhan penggarap ladang.

Tiga tokoh Sumatera Utara termasuk dalam penumpang yang tewas dalam pesawat naas tersebut. Mereka adalah Gubernur Sumut Tengku Rizal Nurdin, mantan Gubernur Sumut Raja Inal Siregar yang kini jadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sumut serta anggota DPD Abdul Halim Harahap.

Sebenarnya bukan kali ini saja kecelakaan di sekitar Bandara Polonia terjadi. Sejarah kedigantaraan Indonesia, seperti dikutip angkasa online mencatat pernah terjadi sekitar 10 kali kecelakaan atau insiden pesawat di Bandara yang dekat dengan pemukiman penduduk ini.

Pada 11 Juli 1979 misalnya, sebuah pesawat F-28 milik maskapai Garuda Indonesia menabrak salah satu anak pegunungan Sibayak, menewaskan seluruh 62 penumpang termasuk empat awaknya.

Lalu pada 20 November 1985, pesawat C-130H-MP Hercules milik TNI AU bernomor AI-1322 menabrak dinding pegunungan Sibayak saat akan mendarat . Insiden ini menewaskan sedikitnya 10 awak pesawat.

Sabtu 4 April 1987, pesawat DC-9 milik Garuda Indonesia PK-GNQ jatuh dan terbakar di landasan Bandara Polonia, menewaskan 26 awak dan penumpang serta 19 orang luka berat.

Namun, peristiwa kecelakaan pesawat Mandala Airlines yang menimpa pemukiman kawasan Padang Bulan, tepatnya di Jl. Jamin Ginting Pasar VII, Kecamatan Medan Selayang menambah deretan panjang kecelakaan pesawat terbang di tanah air. Tragedi Mandala air pekan ini merupakan peristiwa kecelakaan pesawat terburuk kedua yang pernah terjadi di Medan, sejak 1987.


Berikut beberapa peristiwa kecelakaan pesawat terbang terburuk lainnya yang pernah terjadi di Indonesia, selama satu dekade terakhir ini :

30 November 2004 : Pesawat Lion Air MD-82 yang mengangkut 146 penumpang dan 7 awak tergelincir tergelincir keluar dari landasan pacu di Bandar Udara Adi Sumarmo, Solo, Jawa Tengah.

Peristiwa ini telah menyebabkan sedikitnya 23 orang tewas dan melukai 61 lainnya. Di antara korban tewas terdapat salah seorang tokoh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang juga Ketua Komisi VIII DPR, Yusuf Muhammad, atau yang lebih akrab disapa sebagai Gus Yus.

Pesawat itu tergelincir dari landasan yang basah karena hujan, dan akhirnya terhenti setelah menabrak sebuah kuburan yang berada di dekat landasan tersebut.

7 November 2002 : Sebuah pesawat kecil bermesin tunggal BN-2A Islander Dirgantara Air Servica (DAS) jatuh hanya dua menit setelah take off dari Bandara Juwata, Tarakan, Kalimantan Timur. Kecelakaan ini menewaskan enam dari sembilan penumpang, ditambah pilot Capt. M. Yusuf yang turut menjadi korban. Pesawat ini sedianya akan terbang menuju Long Bawang.

19 Desember 1997 : Pesawat Boeing 737-300 milik maskapai penerbangan SilkAir menukik dari ketinggian 30.000 kaki ke dasar Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Seluruh penumpang dan awak pesawat yang berjumlah 104 orang tewas dalam kejadian ini.

26 September 1997 : Pesawat Airbus A-300-B4 milik Garuda Indonesia dengan penerbangan GA 152 jatuh di Desa Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara - sekitar 32 km dari Bandara Polonia Medan. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 222 orang dan 12 awak. Hingga kini peristiwa tersebut merupakan kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah penerbangan Indonesia.

22 Mei 1997 : Sebuah pesawat CN-235 versi militer yang dikemudikan pilot uji IPTN Erwin Danuwinata, jatuh di lapangan udara Gorda, Serang, Jawa Barat saat melakukan uji dropping barang dan menewaskan keenam awaknya(red/mikha)***

manajemenqalbu.com

Monday, September 05, 2005

pak haji n jambrong (....nanya takdir)

benernya ini didasari sinetron lorong waktu.lupa judulnya.
opick nyuruh jambrong nanya ke pak kiai, beberapa pertanyaan. jambrong nan lugu akhirnya penasaran nanya juga ke pak haji. padahal benernya nih akalakaln si opick aja biar jambrong di damprat pak haji.

jambrong : Saya punya 3 buah pertanyaan, pak haji...
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud
Tuhan kepada saya!
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api,tentu tidak menyakitkan buat syetan sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba pak haji menampar pipi si Opick yang nemenin jambrong dengan keras.
opick(sambil menahan sakit): kenape pak kiai ngegampar aye...? emang pak kiai marah ma aye..?
pak haji : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang jambrong ajukan kepada saya
opick :aye sungguh-sungguh kagak ngarti
pak haji : Bagaimana rasanya tamparan saya?
opick : Tentu saja aye merasakan sakit
pak haji : Jadi lo percaya bahwa sakit itu ada?
opick : Ya
pak haji : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !
opick : aye kagak bisa
pak haji : Itulah jawaban pertanyaan pertama si jambrong: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.

paj haji : Apakah tadi malam lo bermimpi akan ditampar oleh saya?
opick : Tidak
pak haji : Apakah pernah terpikir oleh lo akanmenerima sebuah tamparan dari saya hari ini?
opick : Tidak
pak haji : Itulah yang dinamakan Takdir

pak haji : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar lo?
opick : kulit
pak haji : Terbuat dari apa pipi anda?
opick : kulit
pak haji : Bagaimana rasanya tamparan saya?
opick : sakit
pak haji : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, Jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan Menjadi tempat menyakitkan untuk syeitan.

opick : tapi kenape yang di gampar, pan jambrong yang nanya...
pak haji : udah takdir lo yang kena gampar ma gue hari nni. jambrong gw kagak yakin klo pertanyaan ini lo yang bikin. si opick kan yang suruh lo....
jambrong : emm, ia sebenernya ini pertanyaan milik si opick...
pak haji : benernya die mau lo yang kena gampar, but gw dah tau dari zidane...hehe...

(edited...)

Wednesday, August 31, 2005

pak haji amin n pastur joni

pak haji amin baru lagi dipesawat dari belanda. persis bgt di sebelah kirinya adalah pastur joni. perjalanan yang jauh dan karena satu bangsa, mereka cukup akrab. lagi asik ngobrol, pramugari nawarin makanan n minuman kepada keduanya.
setelah pesanan di dapet, keduanya nimatin dengan cara masing-masing. but pada dasranya sih sama, pan makan gayanya ratarata sama.

iseng pak haji nanya, "jo, isi roti kamu apa..?"
"oh pork, daging babi, enak bgt mo coba...? tawar pastur joni.
"oh tidak terimakasih, babi dilarang oleh agama saya untuk dikonsumsi. haram hukumnya"
"wah wah, ga tau barang enak nih pak haji..."canda pastur joni....
pak haji cuma senyum teguh ma pendiriannya....

siiiiiiiiiiingg...

ga lama kemudian, pesawat yang mereka tumpangi nyampe di sukarnoo-hatta...
setelah lewatin garbara dan blabla...mereka nyampe juga di kedatanganluar negeri.
pak haji keliatan lagi nyarinyari seseorang, celingak celinguk....
"nyari sapa bang haji ?"
"oh saya lagi nyari isteri saya, katanya mo jemput...nah itu dia yang pake baju biru itu isteri saya. isteri kamu ga jemput jon..?"
"saya ga punya isteri bang haji. agama saya ga bolehin saya menikah.kudu jadi jomblo seumur idup" jelas pastur joni.
"wah wah wah, anda ini tidak tahu "barang" enak rupanya" ujar pak haji sambil ngedipin mata....

RAHIB DAN WANITA

Dua orang rahib Buddha, dalam perjalanan pulang ke
biara, bertemu dengan seorang wanita yang sangat
cantik jelita di tepi sungai. Seperti mereka,
wanita itupun ingin menyeberangi sungai. Sayang,
airnya terlalu tinggi. Maka salah seorang rahib
menggendongnya sampai di seberang.

Rahib satunya lagi sungguh2 merasa mendapat batu
sandungan. Selama dua jam penuh ia mencaci maki
temannya, karena lengah mematuhi Peraturan Suci.
Apakah ia lupa, bahwa ia seorang rahib? Bagaimana
ia sampai2 berani menyentuh seorang wanita? Dan
lebih lagi, mengendongnya menyeberangi sungai?
Lalu bagaimana kata orang nanti? Apakah ia tidak
merendahkan martabat agamanya? Dan begitu seterusnya.

Rahib yang bersalah itu dengan sabar mendengarkan
khotbah yang tak habis2nya itu. Akhirnya ia
menyela: "Kawanku, aku sudah meninggalkan wanita
tadi di pinggir sungai. Apakah engkau masih tetap
membawanya?".

******

Seorang Sufi Arab, Abu Hassan Bushanja, berkata:
"Dosa sebagai perbuatan tidak begitu parah
dibandingkan dengan keinginan serta pemikiran
tentang dosa itu. Memang untuk sesaat tubuh
membiarkan perbuatan senang; namun berbeda sekali
dengan budi dan hati yang mengunyah-ngunyahnya
tiada habis2nya."

Kalau seorang yang patuh pada agama dengan tiada
habis2nya mengunyah-ngunyah dosa yang dilakukan
oleh orang lain, timbullah kecurigaan, bahwa
mengunyah itu lebih memuaskannya daripada berbuat
dosa menyenangkan si pendosa.

( The Song of The Bird )

Monday, August 29, 2005

DIJUAL : KEBENARAN



Ketika aku melihat papan nama pada kios itu,
hampir2 aku tdk percaya pada apa yg kubaca: KIOS
KEBENARAN. Mereka menjual kebenaran disana!

Gadis penjaga kios bertanya dgn amat sopan:
kebenaran macam apa yg ingin kubeli, sebagian
kebenaran atau seluruh kebenaran? Tentu saja
seluruh kebenaran! Aku tidak perlu menipu diri,
mengadakan pembelaan diri atau rasionalisasi lagi.
Aku menginginkan kebenaranku: terang, terbuka,
penuh dan utuh. Ia memberi isyarat, agar aku
menuju bagian lain dalam kios itu, yg menjual
kebenaran yang utuh.

Pemuda penjaga kios yg ada disana memandangku
dengan rasa kasihan dan menunjuk kepada daftar harga.
"Harganya amat tinggi Tuan," katanya.
"Berapa?" tanyaku mantap, karena ingin mendapat
seluruh kebenaran, berapapun harganya.
"Kalau Tuan ingin membelinya," katanya,"Tuan akan
membayarnya dengan kehilangan semua ketenangan
dalam seluruh sisa hidup Tuan."

Aku keluar dari kios itu dengan rasa sedih. Aku
mengira bahwa aku dapat memperoleh seluruh
kebenaran dengan harga murah. Aku masih belum siap
menerima kebenaran. Kadang2 aku mendambakan damai
dan ketenangan. Aku masih perlu sedikit menipu
diri dengan membela dan membenarkan diri. Aku
masih ingin berlindung di balik kepercayaan2ku
yang tak boleh dipertanyakan..

( The Song of The Bird )

ngeblog = goblog



Sebuah penjelasan dari sisi psikologis menanggapi prejudice yang semena-mena….

Apa benar ngeBLOG=goBLOG, seperti yang dikatakan orang-orang yang skeptis dengan keberadaan blog? Kalau boleh saya menerka, prasangka jahat ini biasanya dilontarkan 2 tipe orang dengan motivasi yang beragam.

Tipe yang pertama adalah orang yang tidak punya blog, dengan motivasi ‘iri hati’ atau ‘sirik’ dengan berbagai sebab :
1. dia tidak bisa buat blog sedangkan orang lain punya blog yang bagus.
2. dia tidak punya uang, fasilitas dan waktu untuk ngeblog.
3. dia adalah pemalas sehingga lebih memilih mengisi waktu luang dengan nongkrong, asal bicara, ataupun hal lainnya yang sifatnya menghindari aktivitas otak.
4. dia = goblog, karena hanya orang gobloglah yang tidak mau susah-susah berpikir untuk mencari hikmah dari segala sesuatunya:p

Tipe yang kedua adalah orang yang punya blog, dengan motivasi ‘cari perhatian’ dengan berbagai sebab pula yaitu:
1. dia pengen berhenti ngeblog karena tidak tahu harus mengisi dan menulis apa sehingga blognya tidak lagi dibaca orang.
2. dia ingin populer dengan cepat dan instan tanpa bersusah payah berpikir panjang.
3. dia dibesarkan dengan pola asuh keluarga yang kurang kasih sayang, sehingga tepatlah jika komunitas blogger memberikan ungkapan kasih sayang kepada seseorang yang katanya pakar namun cenderung paranoid pada hari kasih sayang yang lalu. hahaha:)

Kedua tipe tersebut memiliki suatu kesamaan, yaitu sama-sama dikenal sebagai manifestasi perilaku proyeksi. Dalam istilah psikologi, proyeksi adalah suatu mekanisme pertahanan ego untuk mengubah kecemasan neurotik atau kecemasan moral menjadi suatu kecemasan objektif (Freud, 1974).

Dalam hal ini saya mengambil contoh misalnya seorang pakar yang telah dikenal orang dengan kepiawaiannya dalam hal IT. Kecemasan atau ketakutan akan menurunnya popularitas dirinya karena tidak mengetahui suatu teknologi IT yang terbaru dan sedang ngetrend, membuat pakar tersebut melakukan mekanisme pertahanan ego dengan cara proyeksi. Manifestasi perilakunya muncul dengan mengatakan bahwa produk IT itu jelek sehingga tidak ada gunanya bagi dia untuk menggunakan produk itu.
Dengan demikian kecemasan neurotik itu diubah menjadi kecemasan objektif dengan mengatakan hal-hal yang baik adalah milik ego sedangkan hal-hal yang buruk adalah milik nonego.

hahaha… maaf jika ada yang tersinggung, tapi demikian adanya kira-kira jika dijelaskan melalui suatu dinamika psikologis.

Sebuah Penglihatan dan Pembelaan.
Apakah benar ngeblog = goblog? Baiklah kita mulai menggunakan sedikit aktivitas otak kita untuk mencerna berbagai data dan fakta berikut ini :

Penelitian Adi Onggoboyo dalam “Suatu Fenomena Sociocyber yang unik dan dinamis” pada bulan Oktober 2004 yang lalu mengungkapkan bahwa 95,26% dari 211 blogger Indonesia menyatakan bahwa mereka merasa mendapatkan hal-hal positip setelah menjadi blogger. Hal-hal positip tersebut diuraikan lagi oleh Adi Onggoboyo sebagai berikut :
Meningkatkan Gairah Hidup 2,98%
Lebih Disiplin 0,49%
Semangat Prestatif 3,98%
Menjalin dan memperbanyak relasi/kawan/persahabatan 48,75%
Rajin menulis/meningkatkan kemampuan/produktivitas menulis 8,95%
Lebih kreatif/ekspresif/inspiratif/motivatif 4,47%
Menambah berbagai wawasan 3,98%
Lega bisa berbagi 2,48%
Lain-lain 7,96%
Gabungan beberapa poin diatas 15,92%

Dari data tersebut, Adi Onggoboyo menyimpulkan bahwa blog dapat dijadikan sebuah alternatif bagi pengembangan diri dari berbagai sisi, tidak hanya sekedar tulis menulis.

Penelitian diatas semakin menguatkan pandangan bahwa blog itu memiliki nilai manfaat yang cukup besar dibandingkan dengan nilai negatifnya, berikut ini beberapa manfaat yang membuat aktivitas ngeblog bukanlah suatu penggoblokan belaka tapi sebaliknya ngeblog adalah aktivitas pencerdasan jika dilihat melalui bidang studi saya yaitu Psikologi :

1. NgeBlog itu Merangsang Otak.
Aktivitas ngeBlog, mulai dari membuat desain blog sampai dengan menulis blog tiap waktu merupakan suatu proses mental otak yang melibatkan jutaan sel pada otak. Rangsangan tersebut membuat rantai-rantai neuron menjadi aktif dan dimulainya proses mielinisasi (myelin adalah sejenis protein lemak yang dikeluarkan oleh otak untuk melapisi hubungan antara dendrit ketika kita menerima suatu informasi yang baru.
Seorang peneliti otak yang bernama Dr. Marian Diamond telah menghabiskan waktu tiga puluh tahun untuk mengadakan rangkaian percobaan tentang otak. Hasilnya disimpulkan bahwa pada umur berapapun sejak lahir hingga mati, adalah mungkin untuk meningkatkan kemampuan mental otak dengan rangsangan lingkungan. Dengan demikian prinsipnya bahwa semakin terangsang otak dengan aktivitas intelektual dan interaksi lingkungan, semakin banyak jalinan yang dibuat antara sel-sel otak. Ini dapat dibuktikan dengan membandingkan jumlah jalinan sel otak pada tikus hasil percobaan Diamond. Tikus yang otaknya terus menerus dirangsang memiliki jumlah jalinan yang lebih banyak dibandingkan tikus yang tidak diberi rangsangan pada otaknya.

2. NgeBlog itu Menyehatkan Jiwa dan Raga.
Ngeblog berkaitan erat dengan aktivitas menulis blog, penelitian Adi Onggoboyo menunjukkan bahwa 27,48% dari 211 blog berisi mengenai curhat pribadi, 21,23% adalah renungan/refleksi, dan ide-ide pemikiran 14,69%. Hal ini juga dikuatkan dengan survei yang dilakukan octave.or.id yang mendapatkan 52,46% dari 122 blogger memilih menulis blognya dengan curhat/diary.
Mengapa ngeblog dapat dikatakan menyehatkan jiwa? Dari hasil data survei diatas dapat diasumsikan jika sebagian besar blogger telah melakukan perilaku katarsis dengan mencurahkan perasaannya melalui tulisan pada blognya.
Katarsis menurut Kamus Lengkap Psikologi karangan J.P. Chaplin adalah pembebasan atau pelepasan ketegangan-ketegangan dan kecemasan-kecemasan dengan jalan mengalami kembali dan mencurahkan keluar kejadian-kejadian trumatis di masa lalu, yang semula dilakukan dengan jalan menekan emosinya ke dalam ketidaksadaran.
Dengan menuliskan perasaan-perasaan yang muncul terutama hal-hal negatif akan memberikan rasa puas dan lega (Dr. Pennebaker). Menulis blog sebagai media katarsis lebih bermanfaat daripada melakukan aksi kekerasan. Emosi-emosi yang tersimpan dalam ketidaksadaran akan membuat seseorang semakin cemas, dan pada saatnya kecemasan tersebut akan termanifestasikan dengan perilaku agresifitas. Contohnya: Kebrutalan para polisi, Kebrutalan para pendemo, Kebrutalan seorang ayah yang tega membunuh anaknya.
Blog sebagai media katarsis akan mengarahkan blog sebagai suatu media psikoterapi alternatif.

Saat ini saya dan kolega saya di UPTB (Unit Pengembangan Teknologi Belajar) Psikologi UGM sedang mengembangkan suatu sistem pemanfaatan blog sebagai media psikoterapi masa depan yang rencananya akan diimplementasikan ke publik sekitar bulan Agustus 2005 (Lagi butuh dana infrastruktur neh…. ada yang mau jadi sponsor ga? hehehe:).

Ada ungkapan yang mengatakan di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat, begitu pula sebaliknya karena tubuh dan jiwa merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Pelepasan emosi melalui menulis di blog akan memberikan efek relaksasi bagi tubuh sehingga fungsi tubuh akan kembali mencapai keadaan homeostatis. Keadaan stress memicu tubuh untuk selalu dalam keadaan tegang, dan semakin lama ketegangan tersebut akan memperlemah pertahanan tubuh dan selanjutnya akan mempengaruhi fungsi organ tubuh. Dengan demikian semakin kita rajin melampiaskan emosi dalam tulisan blog kita semakin terjaga tubuh kita dari berbagai ancaman penyakit.

3. Ngeblog itu Suatu Proses Pembelajaran
Aktivitas menulis blog merupakan proses belajar. Ketika kita mengungkapkan perasaan kita melalui suatu blog, kita akan belajar untuk mengenal perasan-perasaan dan emosi-emosi yang muncul dari suatu peristiwa dalam keseharian kita. Semakin sering kita menyadari hal tersebut semakin lama kita semakin mengenal diri kita sendiri sehingga pada situasi yang sama, kita akan belajar untuk mengontrol emosi tersebut. Hal ini merupakan salah satu dari dasar pemikiran Aaron Beck yang terkenal dengan terapi kognitifnya.

Aktivitas membaca blog orang lain juga merupakan proses belajar. Ketika kita membaca blog orang lain, tak jarang kita menerima informasi baru tentang berbagai hal. Secara tak langsung pengetahuan baru atau pengalaman orang lain tersebut akan mengendap dalam pikiran kita sehingga pada suatu saat dimana kita mengalami hal yang sama kita secara sengaja atau tidak, kita akan menggunakan pengetahuan tersebut untuk memecahkan masalah yang kita hadapi. Hal ini dapat diterangkan lebih lanjut melalui teori belajar kognitif yang dikembangkan oleh Kohler.

Ada perilaku-perilaku ketika ngeblog yang bisa dicurigai sebagai sebuah proses pembelajaran, yaitu :

- Memberikan komentar : belajar mengungkapkan pendapat, belajar menerima pendapat orang lain, belajar menerima perbedaan, belajar untuk memahami orang lain.

- Memberikan sapaan dalam ShoutBox : belajar untuk memulai dan mempertahankan suatu interaksi sosial, belajar untuk memberi perhatian, belajar untuk berafiliasi satu dengan yang lain, belajar memberi apresiasi terhadap suatu blog.

Dengan demikian ngeblog merupakan suatu proses pembelajaran dan pengembangan kepribadian bagi diri blogger itu sendiri.

4. Ngeblog itu Melatih Perilaku Afiliasi dalam Interaksi Sosial
Saya tidak akan menjelaskan panjang lebar tentang hal ini, tetapi saya akan menunjukkan suatu fenomena kedekatan hubungan sosial yang tercipta antara blogger hanya karena saling membaca blog satu sama lain. Tidak jarang kita dapat melihat komentar-komentar yang mengesankan suatu hubungan keluarga dekat dalam blog seseorang.

58,29% dari 211 blogger dalam penelitian Adi Onggoboyo mengatakan komunikasi melalui blog membuat mereka merasa cepat akrab. 51,65% dari 211 blogger merasa lebih akrab berkomunikasi via blog dengan temannya yang sudah dikenalnya dalam dunia nyata.

Saling berbagi cerita dan pengetahuan membuat seseorang mulai mengenal seseorang yang lainnya secara lebih mendalam. Keterbukaan dan kepercayaan akan menciptakan suatu jalinan afiliasi yang dapat pula menumbuhkan hubungan emosi blogger yang satu dengan yang lainnya meskipun tidak melakukan pertemuan fisik.

Sekali lagi NgeBLOG TIDAK SAMA DENGAN goBLOG.
Ngeblog bukanlah suatu kegoblokan semata, hal ini baru ditinjau dari segi psikologis saja dan itupun masih banyak yang terlewat. Saya yakin teman-teman dalam bidang studi lainnya juga punya alibi yang kuat untuk menghancurkan prejudice yang semena-mena dari seseorang yang malas melakukan penelitian dan terjun di dalamnya. (maafkan diriku

Blog juga bukan sekedar trend, tetapi merupakan suatu kebutuhan manusia yaitu untuk mencapai kebutuhan yang paling tinggi dalam hirarki kebutuhan Abraham Maslow yaitu Kebutuhan untuk Aktualisasi Diri. Jadi jangan heran jika dalam diri setiap orang terdapat upaya untuk menunjukkan eksistensinya sebagai manusia, dan salah satu caranya adalah dengan ngeBLOG ! Viva Blogger Indonesia!

Octave Ken Manungkarjono
Staff UPTB Psikologi UGM
http://kenz.web.ugm.ac.id/
blog adalah suatu media web online yang digunakan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan pikiran, emosi dan perilaku seseorang atau kelompok sebagai jawaban atas kebutuhan interaksi sosial dan aktualisasi diri untuk menunjukkan eksistensinya sebagai manusia dari waktu ke waktu.

Referensi:
Benson, N.C., and Grove, S. 1998. Psychology for Beginners. Cambridge : Icon Books Ltd.
Chaplin, J.P. 2001. Kamus Lengkap Psikologi. terj: Kartini Kartono. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hall, C.S., and Lindzey, G. 1993. Psikologi Kepribadian I: Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Hernowo. 2004. Quatum Learning : Cara Cepat nan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Menulis/editor. Bandung: MLC.
Manungkarjono, O.K. 2004. Survei Profil Blogger Indonesia. http://octave.or.id/
Onggoboyo, A.N. 2004. Profil Para Blogger : Suatu Fenomena Sociocyber yang Unik dan Dinamis. Riset. http://biangbloggie.com/
Perwitasari, J.E., Hadjam, M.N.R., Atamimi, N., Retnowati, S., Utami, M.S., Subandi, M.A., Ramdani, N., Hasanat, N.U. 2002. Psikoterapi: Pendekatan Konvensional dan Kontemporer. Yogyakarta: Unit Publikasi Fakultas Psikologi UGM.
Rose, C., and Nicholl, M.J. 1997. Accelerated Learning for the 21st Century. London: Judy Piatkus.


author :
  • kenz
  • Wednesday, August 24, 2005

    keinginan untuk merdeka ada di diri setiap orang



    seorang biksu yang "mengurung" semua nafus duniawinya pun memiliki kemerdekaan yang dia inginkan. merdeka dalam menjalankan ibadah dan keyakinnya. merdeka melakukan semua ritus yang ia percayai.

    seorang muslim yang berpuasa pun memeilki kemerdekaan yang ia terjemahkan sendiri dalam prinsip maupun tidakannya.

    lalu kenapa banyak sekali yang merasa dirinya terkekang...
    merasa tuhan tidak adil dengan memberikan kondisi sedemikian rupa kepada dirinya....
    kenapa dia yang bersemayam dalam tubuh kasar itu...
    dan banyak lagi pertanyaan, yang sekali adalah perasaan,.....

    keinginan-keinginan yang beragam dalam jumalah tidak terbatas tanpa memperhitungkan scarcity atau beberapa kondisi, telah banyak memberi masukan bagi sang perasaan tadi...
    sakit hati karena satu dua keinginan tidak terpenuhi...
    menderita karena satu harapan yang ia kemukakan tidak sesuai dengan kenyataan...
    putus asa ketika cita-cita yang diidamkan kandas di depan mata dan haluannya pun berubah....

    keinginan adalah sumber penderitaan...
    benarkah.....

    dalam ekonomi konvensional disebutkan:
    need atau kebutuhan manusia amat tidak terbatas, sedangkan sumberdaya yang ada amat terbatas (scarcity)....
    berdasarkan pernyataan ini, semua manusia mengalami kekurangan dan berlomba untuk memuaskan kebutuhan...
    merdekakah...

    merdeka didapat saat bersyukur...
    merdeka dirasakan saat ikhlas...

    Friday, August 12, 2005

    Agustus 1945



    7 Agustus BPUPKI berubah menjadi PPKI: Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

    9 Agustus Sukarno, Hatta, dan Radjiman Wediodiningrat diterbangkan ke Vietnam oleh orang Jepang untuk bertemu dengan Marshal Terauchi.
    Di sana mereka diberitahukan tentang keruntuhan angkatan perang Jepang, dan bahwa Jepang akan memberi Indonesia kemerdekaan pada 24 Agustus.

    14 Agustus Sukarno, Hatta, dan Radjiman Wediodiningrat kembali ke Jakarta, menunggu janji Jepang.

    15 Agustus Jepang menyerah kepada Sekutu.
    Tentara dan angkatan laut Jepang masih menguasai Indonesia.

    16 Agustus Sukarno dan Hatta dibawa dengan diam-diam oleh pemimpin pemuda, termasuk Chaerul Saleh, ke Rengasdengklok pada 03:00 A. M. Mereka nanti akan kembali ke Jakarta, bertemu dengan Jenderal Yamamoto, dan melewatkan keesokan malamnya di tempat tinggal Admiral Vice-Maeda Tadashi.
    Sukarno dan Hatta diberitahu secara pribadi bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuasaan untuk membuat keputusan tentang masa depan Indonesia.

    17 Agustus Sukarno membaca teks "Proklamasi"; Pernyataan Kemerdekaan.
    PETA memaksa, kaum muda radikal, dan rakyat kebanyakan di Jakarta yang teroganisir melakukan penjagaan di tempat tinggal Sukarno.
    Pamflet tersebar menyatakan kemerdekaan. Adam Malik mengumumkanProklamasi melalui radio SW. Jepang sudah menyetujui mengembalikan Indonesia pada Belanda.

    18 Agustus PPKI bergerak untuk membentuk pemerintah sementara dengan Sukarno sebagai Presiden dan Hatta sebagai Wakil Presiden.

    18 Agustus Piagam Jakarta (Jakarta Charter) mengatakan agama Islam di antara asas Pancasila dibatalkan dari mukadimah ke undang-undang dasar baru.

    18 Agustus New Republic terdiri atas 8 provinsi: Sumatra, Borneo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku, dan Sunda Kecil.

    22 Agustus Jepang mengumumkan penyerahan mereka di depan umum di Jakarta.
    Angkatan perang Jepang melucuti senjata dan membubarkan Peta dan Heiho.
    Banyak anggota kelompok-kelompok ini belum mengetahui kemerdekaan.

    23 Agustus Sukarno berbicara di radio.

    23 Agustus BKR (Badan Keamanan Rakyat), angkatan militer Indonesia yang pertama, mulai dibentuk dari mantan anggota Peta dan Heiho. batalion Peta ikut bergabung sebagai kesatuan, setelah di bubarkan oleh jepang.
    Belanda mendarat di Sabang, Aceh.

    29 Agustus Republik Baru: undang-undang dasar yang sudah disusun oleh panitia persiapan PPKI, dan diumumkan pada tanggal 18, yang dipakai (UUD 45).
    Sukarno diangkat sebagai Presiden, Hatta dangkat sebagai Wakil Presiden.
    PPKI (bpupki, bentukan jepang) dibentu kembali menjadi dalam KNIP.KNIP adalah majelis pemerintahan sementara sampai pemilihan dapat diadakan. Pemerintah baru dilantik pada 31 Agustus.

    Patih (kepala advisor) Sultan Hamengkubuwono IX dari Yogya wafat.

    Tan Malaka mencul lagi di Jakarta.

    Wednesday, August 10, 2005

    BUNG KARNO BUNG HATTA MENGGUGAT !!



    TIDAKLAH TERLALU JAUH SAYA DARI KEBENARAN APABILA SAYA KATAKAN BAHWA KITA SELAMA TERJAJAH BANYAK BERCITA-CITA SETELAH MERDEKA KEHILANGAN RUPA. SEOLAH-OLAH TERUNTUK PULA BANGSA KITA GUBAHAN SCHILLER :
    EINE GROSSE EPOCHE HAT DAS JAHRHUNDERT GEBOREN, ABER DER GROSSE MOMENT FINDET EIN KLEINES GESCHLECHT
    APAKAH BAGI BANGSA KITA AKAN TERULANG LAGI NASIB YANG ELIPUTI
    REVOLUSI PRANCIS 1789 YANG MUNCUL DENGAN SEMBOYAN KEMERDEKAAN-PERSAMAAN-PERSAUDARAAN TETAPI MELAKSANAKAN DIDALAM PRAKTEK HIDUP SESUDAH ITU KEBEBASAN MENINDAS, KETIDAKSAMAAN DAN PERTENTANGAN, DAN JUGA KEBEBASAN UNTUK HIDUP MISKIN DAN MELARAT ?
    APA YANG KITA ALAMI DI INDONESIA SEHARI-HARI SEKITAR KITA SEOLAH-OLAH P A N C A S I L A ITU DIAMALKAN DI BIBIR SAJA, TIDAK MENJADI PELITA DIDALAM HATI UNTUK MEMBANGUN MASYARAKAT BARU
    (BungHatta, "Lampau dan Baru")


    PERGERAKAN RAKYAT INDONESIA BUKANLAH BIKINAN KAUM "PENGHASUT". JUGA SEBELUM ADA PENGHASUT ITU, JUGA ZONDER ADA PENGHASUT ITU, UDARA INDONESIA SUDAH PENUH DENGAN HAWA KESEDIHAN MERASAKAN KESENGSARAAN DAN OLEH KARENANYA PENUH PULA DENGAN HAWA KEINGINAN MENGHINDARKAN DIRI
    DARI KESENGSARAAN ITU. SEJAK BERPULUH-PULUH TAHUN RAKYAT INDONESIA ITU HATINYA SELALU MENGELUH, HATINYA SELALU MENANGIS, MENUNGGU-NUNGGU DATANGNYA WAHYU YANG AKAN MENYALAKAN API PENGHARAPAN DIDALAMNYA, MENUNGGU-NUNGGU DATANGNYA MANTRAM YANG BISA MENYANGGUPKAN SESUAP NASI DAN SEPOTONG IKAN DAN SEPERCA KAIN KEPADANYA. HARAPLAH PIKIRKAN TUAN-TUAN HAKIM, APAKAH SEBABNYA RAKYAT SENANTIASA PERCAYA DAN MENUNGGU-NUNGGU DATANGNYA r a t u a d i l APAKAH SEBABNYA SABDA prabu jayabaya SAMPAI HARI INI MASIH TERUS MENYALAKAN HARAPAN RAKYAT ?

    APAKAH SEBABNYA SERINGKALI KITA MENDENGAR BAHWA DI DESA INI ATAU DI DESA ITU TELAH MUNCUL SEORANG imam mahdi ATAU herucakra ATAU TURUNAN SEORANG DARI walisanga ? TAK LAIN TAK BUKAN IALAH OLEH KARENA HATI RAKYAT YANG MENANGIS ITU, TAK BERHENTI-HENTINYA, TAK HABIS-HABISNYA MENUNGGU ATAU MENGHARAPKAN PERTOLONGAN, SEBAGAIMANA ORANG YANG BERADA DALAM KEGELAPAN TAK HENTI-HENTINYA PULA SABAN JAM, SABAN
    MENIT, SABAN DETIK, MENUNGGU MENGHARAP, KAPAN KAPANKAH MATAHARI TERBIT ?

    (BungKarno, INDONESIA MENGGUGAT)

    60 Tahun Ikut Indonesia



    Raden Ajeng Kartini di Jepara jangan-jangan tak mengenal Cut Nyak Dien sebaik dia mengenal Booij-Boissevain, Van Zeggelen, atau Estelle Zeehandellar; sahabat pena tempatnya bercerita tentang diskriminasi yang dialami perempuan Jawa.
    Andaipun Kartini berkirim surat kepada Cut Nyak Dien, pastilah sulit berbalas. Sebab, saat putri ningrat itu baru menikmati dihapusnya tradisi pingit (1900) atas perintah Ratu Wilhemina, Cut Nyak Dien sudah menggantikan Teuku Umar, suaminya, memimpin gerilya di belantara Aceh. Dia bahkan sudah dua kali menjanda, jauh sebelum Kartini dipaksa kawin dengan Bupati Rembang.
    Entah apa yang membuat Kartini tak menulis surat ke perempuan-perempuan Aceh seperti halnya kepada nonik-nonik Belanda.Padahal, Pati Unus yang sama-sama asal Jepara pernah bertempur bersama orang-orang Aceh melawan Portugis di Malaka (1513).
    Tapi sejarah Indonesia terlanjur mencatat surat-surat Kartini sebagai tonggak perjuangan emansipasi perempuan. Sejarah yang dibuat Jakarta, sepertinya enggan menoleh terlalu ke belakang, saat Laksamana Malahayati memimpin 2.000 pasukan Inong Balee mengacaukan barisan Frederic Houtman pada 1599 di pesisir Banda Aceh. Peristiwa ini terjadi 300 tahun sebelum Kartini berkeluh kesah tentang tertindasnya perempuan di Jawa. Lalu di masa Indonesia 'modern' tahun 1999, (lagi-lagi di Jawa) orang meributkan boleh tidaknya seorang perempuan menjadi presiden. Sementara di Aceh abad ke-17, Ratu Safiatuddin sudah memerintah disusul Ratu Nur Alam Nakiatuddin, Inayat Zakiatuddin, dan Kumala Syah. Itu belum termasuk 16
    perempuan dari 73 orang yang duduk di Majelis Mahkamah Rakyat (parlemen) antara tahun 1641-1675, jauh sebelum para aktivis LSM di Jakarta menuntut kuota 30 persen keterwakilan perempuan di DPR.
    Tokoh Aceh legendaris lainnya, seperti Daud Beureueh juga digambarkan tak kalah buruknya di buku-buku pelajaran sekolah di masa Orde Baru. Abu Beureueh disosokkan sebagai pemberontak yang layak ditumpas tanpa diajarkan mengapa dia memilih angkat senjata melawan negaranya sendiri. Negara yang justru ikut diperjuangkannya selama masa pendudukan Belanda.
    Murid-murid sekolah di Indonesia juga tak pernah diajarkan bahwa Radio Rimba Raya yang mengudara secara gerilya di Aceh Tengah sangat berjasa saat RRI Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda pada 1948-1949. Sebaliknya, fakta bahwa banyak anak bangsa yang mendukung penjajahan Belanda, justru tak pernah diungkap. Di dinding Kerkhof di Banda Aceh, tertulis 2.200 nama serdadu Belanda yang tewas di medan laga. Tapi bila diperhatikan secara seksama, nama-nama itu tak hanya milik orang-orang bermata biru dan berambut jagung, seperti Wiederholt atau Wetering. Sebab ada juga nama Soewadi, Raden Nembi, Kartopawiso, atau Lalawi.
    Tentara KNIL (het Koninklijke Nederlandsche Indische Leger) yang dibawa Mayjen Kohler dari Batavia ke Aceh pada 1873 sejatinya memang terdiri dari orang-orang Jawa, Maluku, dan Sunda. Tapi di buku-buku pelajaran sekolah, pemerintah rupanya sengaja menyembunyikan fakta bahwa 82 persen tentara KNIL adalah bangsa kita sendiri!
    Demikian juga halnya dengan Divisi Marsosse (Marechaussee) yang terkenal kejam di Aceh. Tak ada kurikulum pemerintah yang mengajarkan kepada murid SD bahwa gagasan pembentukan Marsose justru dari seorang pribumi bernama Muhammad Arif, putra Minang berprofesi jaksa yang bertugas di Aceh.
    Kejujuran memang menyakitkan (dan memalukan). Apalagi bila generasi muda kita tahu bahwa pada tahun 1929, serdadu KNIL yang mencapai 37.000 orang itu ternyata 45 persennya adalah orang Jawa! Disusul orang Belanda sendiri (18 persen), lalu Manado (15 persen) dan orang Ambon (12 persen).
    Ketika untuk pertamakalinya KNIL dikirim pada 1873, Kohler membawa 11.566 prajurit Eropa dan 15.128 prajurit pribumi. Orang Aceh sendiri nyaris absen dalam barisan prajurit pribumi dan memilih mengundurkan diri hingga ke tanah Gayo dan Alas daripada bekerja untuk kompeni.
    Karena itu, ketika KTP Merah Putih diberlakukan sejak darurat militer hingga kini, dan orang Aceh dipaksa mengikuti upacara-upacara, menyanyikan lagu Indonesia Raya, atau mengikuti ikrar kesetiaan NKRI, sesungguhnya bak itik mengajari burung terbang.
    Apalagi, 'nasionalisme' sudah lama bangkrut di Jakarta. Sejak menjadi presiden pada 1967, hingga turun tahta pada Mei 1998, sudah 30 kali Soeharto memimpin upacara kenegaraan 17 Agustus. Sepertinya tak ada yang lebih nasionalis dan cinta NKRI dibanding dirinya. Tapi setelah lengser, upacara 17 Agustus 1998 pun tak dihadirinya. Padahal, Sekretaris Negara selalu
    mengundang mantan presiden dan keluarganya. Kemungkinan terbesar karena gengsi. Gengsi karena sudah tidak menjabat lagi.
    Begitu pula dengan Presiden Gus Dur. Setelah turun tahta, Juli 2001, alih-alih datang ke Istana, pada 17 Agustus tahun itu, Gus Dur malah menggelar upacara tandingan di kediamannya di Ciganjur dan di sanalah lagu Garuda Pancasila dipelesetkan.

    Pancasila dasarnya apa...
    Rakyat adil makmurnya kapan...
    Pribadi bangsaku.
    Enggak maju... maju
    Enggak maju... maju
    Enggak maju, maju....

    Padahal, aktivis Kontras, Ori Rahman, sempat digebuki anggota Pemuda Panca Marga gara-gara tak hafal lagu Indonesia Raya. Ori sedang diuji rasa 'nasionalismenya' melalui sebuah lagu, hanya karena dia menentang kebijakan darurat militer di Aceh.
    BJ Habibie lebih 'parah' lagi. Alih-alih ikut upacara 17 Agustus di jejeran bangku bekas presiden, sejak dipecat MPR pada 1999, dia bahkan tak mau tinggal di negaranya sendiri dan memilih hidup di Eropa. Seperti ada pesan: saya hanya mau tinggal di Indonesia bila menjadi presiden, atau setidaknya menristek.
    Sementara di Aceh, barangsiapa yang tidak datang upacara, tidak ikut ikrar kesetiaan, akan dianggap tidak nasionalis. Dianggap tidak cinta NKRI, dan bisa dituding sebagai antek separatis. Semua ini terjadi di masa dua tahun status darurat yang dikumandangkan Presiden Megawati Soekarnoputri.
    Lantas, kini orang Aceh menunggu (baca: menantang), akankah 'Cut Nyak' Mega yang nasionalis itu akan menghadiri upacara 17 Agustus 2005 di Istana Negara nanti? Tidak kah dia gengsi hanya duduk di kursi undangan, sementara bekas menterinya justru menjadi inspektur upacara?
    Tentu jawaban Megawati dan pendukungnya bisa seperti ini: "Ah, nasionalisme kan tidak hanya diukur dari upacara bendera saja."
    Bila begitu halnya, lalu mengapa orang Aceh harus ikut upacara agar disebut nasionalis dan bukan separatis? Dan benarkah KTP Merah Putih bias jadi bukti orang Aceh memang cinta NKRI? Bukankah harga yang harus dibayar orang Aceh terlalu mahal sekedar untuk merayakan 'nasionalisme' simbol ala Jakarta ini?
    Dengan semangat ikut membantu 'meluruskan' sejarah dan menggugat definisi nasionalisme' itulah, situs acehkita.com akan menurunkan liputan khusus secara berseri sejak hari ini (1 Agustus 2005) dalam rangka ikut meramaikan HUT Kemerdekaan RI ke-60. Artikel-artikel inilah yang kami muat di majalah edisi Agustus: Menunggu Sang Wali Pulang Kampung. Bagi para pembaca yang tidak sempat mendapatkan majalah tersebut, artikel-artikel ini
    semoga bisa menjadi obat penawarnya.
    Tentu saja sejarah banyak versinya. Untuk itu, dengan kerendahan hati, redaksi memohon maaf bagi pihak-pihak yang merasa versinya tak tertulis secara lengkap. Demikian pula bila ternyata ditemukan banyak ketidakakuratan. Keberatan yang menyusul setelahnya, kami anggap sebagai sumbangan besar untuk menyiapkan sesuatu yang lebih baik, kelak di kemudian hari.
    Namun yang lebih penting, melalui liputan khusus ini, kami ingin menjawab pertanyaan: Apa yang terjadi di Aceh setelah 60 tahun ikut Indonesia?

    Friday, August 05, 2005

    Harus Selalu Ada Upaya Merajut Keindonesiaan, Perlu Dicari Simpul Perekat Bangsa



    Simpul-simpul yang merekatkan keindonesiaan
    perlu terus dicari guna menumbuhkan rasa keindonesiaan. Pembentukan
    Indonesia tidak terhenti setelah proklamasi kemerdekaan pada 17
    Agustus 1945, melainkan masih merupakan sebuah cita-cita yang terus
    diwariskan.

    Asisten Deputi Sejarah Nasional Departemen Kebudayaan dan
    Pariwisata Susanto Zuhdi, Selasa (2/8), mengungkapkan bahwa
    keindonesiaan merupakan sebuah produk pemikiran dari para founding
    father pada awal abad ke-20. Namun, pembentukan keindonesiaan belum
    selesai begitu teks proklamasi dibacakan.

    Menurutnya, jika pembentukan keindonesiaan terhenti atau dianggap
    sudah selesai, jangan-jangan nanti Indonesia diibaratkan seperti
    kapling yang harus dibagi-bagi. Keindonesiaan merupakan sebuah cita-
    cita yang masih harus terus diperjuangkan dan diteruskan ke generasi
    selanjutnya. Dalam petikan wawancara berikut, ahli sejarah maritim
    dari Universitas Indonesia (UI) ini lebih dalam menjelaskan simpul-
    simpul perekat itu.


    Bagaimana mempertautkan unsur Indonesia yang terdiri atas ribuan
    pulau, etnis, budaya, dan agama yang berbeda?

    Sebetulnya kita sudah memiliki modal sosial dan budaya. Hanya saja
    perlu terus ditemukan simpul-simpul yang menunjukkan interaksi dan
    kebersamaan sebagai sebuah bangsa dan negara. Saya melihat
    setidaknya empat hal dapat digunakan untuk membangun keindonesiaan.

    Pertama, kemaritiman. Laut harus dipandang sebagai pemersatu dalam
    sebuah negara kepulauan. Ada kesamaan gagasan dari jiwa orang yang
    berlayar, yakni dinamis, berinteraksi, dan berdialog. Sayangnya,
    dunia maritim kerap terpinggirkan.

    Kedua, ingatan bersama akan pengalaman penjajahan yang sebetulnya
    masih dapat jadi semangat. Ada ingatan bersama sehubungan dengan
    kolonialisasi yang dirasakan di wilayah Indonesia. Ketiga,
    pengalaman sesudah proklamasi 17 Agustus 1945, sebut saja pengalaman
    bersama jatuh bangun dalam membangun demokrasi.

    Keempat, diaspora atau penyebaran suku-suku bangsa di Indonesia
    yang sebetulnya dapat menjadi simbol perekat, meskipun tidak dapat
    disangkal terdapat letupan konflik. Untuk itu perlu digunakan
    pendekatan kebudayaan, yakni melihat interaksi antarkelompok
    masyarakat dengan budayanya masing-masing. Dalam hal teknologi
    misalnya, ada kemampuan suku bangsa yang bisa mengatur air, seperti
    Bali dengan model subak. Ternyata di daerah lain seperti di beberapa
    tempat di Poso berkembang model serupa. Sebetulnya ada unsur-unsur
    budaya yang masuk karena ada interaksi. Untuk mengangkat ini butuh
    waktu dan kesadaran bersama akan pentingnya perspektif budaya.

    Simpul-simpul perekat rasa keindonesiaan seperti apa?

    Tahun 2003, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pernah
    membukukan simpul-simpul perekat keindonesiaan melalui tempat
    pembuangan dan makam pejuang bangsa. Para pejuang dari dari berbagai
    daerah itu ternyata dalam pengasingannya di daerah lain menunjukkan
    tetap tidak kehilangan semangat juang.

    Sebut saja Tuanku Imam Bondjol yang dikenal sebagai pejuang dari
    Sumatera Barat. Oleh karena perlawanannya, Pemerintah Hindia Belanda
    kemudian mengasingkannya ke Cianjur. Tetapi kepahlawanan Imam
    Bondjol terus tampil. Di Cianjur, Imam Bondjol menjadi guru agama
    dan punya banyak murid sehingga dianggap berbahaya oleh Belanda. Ia
    lalu dipindahkan ke Ambon, kemudian ke Minahasa.

    Cara lain untuk menumbuhkan rasa keindonesiaan?
    Pendidikan kepada generasi muda merupakan hal yang sangat penting.
    Misalnya dengan melalukan lawatan sejarah. Departemen Kebudayaan dan
    Pariwisata sejak tahun 2003 menyelenggarakan program lawatan sejarah
    bagi guru dan siswa berprestasi di seluruh Indonesia. Setiap
    provinsi mengirimkan wakilnya untuk mengikuti lawatan sejarah
    nasional.

    Mereka yang ikut dalam program ini sebelumnya telah melakukan
    lawatan sejarah di daerah masing-masing. Dalam lawatan sejarah
    nasional mereka mengunjungi daerah tertentu sekaligus
    mempresentasikan lawatan sejarah di daerah masing-masing. Tahun 2005
    ini, lawatan sejarah diadakan di Makassar dan Pulau Selayar, yang
    menjadi salah satu sentra pelayaran di timur Indonesia. (INE)

    http://www.kompas.com/kompas-cetak/0508/03/humaniora/1947189.htm

    Tuesday, August 02, 2005

    APA SEBAB NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN PANCASILA? (I)



    BUNG KARNO:

    Amanat di Depan Kongres Rakyat Jawa Timur Tanggal 24 September 1955
    Di Surabaya

    Saudara -saudaraku sekalian,

    Saya adalah orang Islam, dan saya adalah keluarga Negara Republik
    Indonesia.

    Sebagai orang Islam saya menyampaikan salam Islam kepada Saudara-
    saudara sekalian: Assalamu 'alaikum wr. wb!

    Sebagai warga negara Republik Indonesia saya menyampaikan kepada
    Saudara-saudara sekalian -- baik yang beragama Islam, baik yang
    beragama Hindu-Bali, baik yang beragama lain -- kepada
    Saudara­saudara sekalian saya menyampaikan salam
    nasional: "Merdeka!"

    Tahukah Saudara-saudara arti perkataan "salam" sebagai bagian dari
    perkataan assalamu 'alaikum wr.. wb? Salam artinya damai, sejahtera.
    Jikalau kita menyebutkan assalamu 'alaikum wr. wb, berarti damai dan
    sejahteralah sampai kepadamu. Dan moga-moga rahmat dan berkat Allah
    jatuh kepadamu. Salam berarti damai, sejahtera. Maka oleh karena itu
    saya minta kepada kita sekalian untuk merenungkan benar-benar akan
    arti perkataan assalamu' alaikum.

    Salam -- damai -- sejahtera! Marilah kita bangsa Indonesia -­-
    terutama sekalian yang beragama Islam -- hidup damai dan sejahtera
    satu sama lain. Jangan kita bertengkar terlalu-lalu sampai
    memba­hayakan persatuan bangsa. Bahkan jangan kita sebagai
    gerombolan­-gerombolan yang menyebutkan assalamu 'alaikum, akan
    tetapi membakar rumah-rumah rakyat.

    Salam -- damai! Damai -- sejahtera! Rukun -- bersatu! Terutama
    sekali di dalam revolusi nasional kita belum selesai ini.

    Dan sebagai warga negara merdeka saya tadi memekikkan
    pekik "Merdeka!" bersama-sama dengan kamu. Kamu yang ber-agama
    Islam,kamu yang beragama Kristen, kamu yang beragama Syiwa Budha,

    Hindu-Bali atau agama lain. Pekik "Merdeka!" adalah pekik yang
    membuat rakyat Indonesia itu -- walau-punjumlahnya 80 juta –
    menjadi : bersatu tekad, memenuhi sumpahnya, "Sekali merdeka, tetap
    merdeka!".

    Pekik "Merdeka!", Saudara-saudara, adalah "pekik pengikat". Dan
    bukan saja pekik pengikat, melainkan adalah cetusan dari bangsa
    yang berkuasa sendiri, dengan tiada ikatan imperialisme, dengan
    tiada ikatan penjajahan sedikit pun. Maka oleh karena itu, Saudara-
    saudara, ­terutama sekali fase revolusi nasional kita sekarang
    ini -- fase revolusi nasional yang belum selesai -- jangan lupa
    kepada pekik Merdeka! Tiap-­tiap kali kita berjumpa satu sama
    lain, pekikkanlah pekik "Merdeka!".

    Tatkala aku mengadakan perjalanan ke Tanah Suci beberapa pekan yang
    lalu, aku telah diminta oleh khalayak Indonesia di kota Singapura
    untuk mengadakan amanat kepada mereka. Ketahuilah, bahwa di
    Singapura itu berpuluh-puluh ribu orang Indonesia berdiam. Mereka
    bergembira, bahwa Presiden Republik-nya lewat di Singapura. Mereka
    menyambut kedatangan Presiden Republik Indonesia itu dengan gegap-
    gempita, dan minta kepada Presiden Republik Indonesia untuk
    memberikan amanat kepadanya. Di dalam amanat itu beberapa kali
    dipekikkan pekik "Merdeka!"

    Apa lacur? Sesudah Bapak meneruskan perjalanan ke Bangkok, ke
    Rangoon, ke New Delhi, Karachi, ke Bagdad, ke Mesir, ke negara

    Saudi Arabia -- sesudah Bapak meninggalkan kota Singapura -- geger
    pers imperialisme Singapura, Saudara-saudara. Mereka
    berkata:"Presiden Sukarno kurang ajar". Presiden Sukarno menjalanka
    Ill behaviour, katanya. Ill-behaviour itu artinya tidak tahu
    kesopanan. Apa sebab pers imperialisme mengatakan Bapak menjalankan
    ill behaviour, kurang ajar? Kata mereka, toh tahu Singapura ini
    bukan negeri merdeka -- toh tahu, bahwa di sini masih di dalam
    kekuasaan asing -- kok memekikkan pekik "Merdeka"?

    Tatkala Bapak kembali dari Tanah Suci, singgah lagi di Singapura, --
    Bapak dikeroyok oleh wartawan-wartawan. Mereka menanyakan kepada
    Bapak: "Tahukah Paduka Yang Mulia Presiden bahwa tatkala PYM
    Presiden meninggalkan kota Singapura di dalam perjalanan ke Mesir
    dan Tanah Suci, PYM dituduh kurang ajar, kurang sopan, ill-
    behaviour, oleh karena PYM memekikkan pekik Merdeka dan mengajarkan
    kepada bangsa Indonesia di sini memekikkan pekik Merdeka? Apa jawab
    PYM atas tuduhan itu?"

    Bapak menjawab: "Jikalau orang Indonesia berjumpa dengan orang
    Indonesia, warga negara Republik Indonesia, berjumpa dengan warga
    negara Republik Indonesia -- pendek kata jikalau orang Indonesia
    bertemu dengan orang Indonesia -- selalu memekikkan pekik "Merdeka"!
    Jangankan di sorga, di dalam neraka -pun!"

    Nah, Saudara-saudara dan anak-anakku sekalian, jangan lupa akan
    pekik Merdeka itu. Gegap-gempitakan tiap-tiap kali pekik Merdeka
    itu. Apalagi -- sebagai Bapak katakan tadi -- dalam fase revolusi
    nasional kita yang belum selesai. Dus kuulangi lagi, sebagai manusia
    yang beragama Islam, aku menyampaikan kepadamu
    salam "assalamu 'alaikum!" Sebagai warga negara Republik Indonesia
    aku menyampaikan kepadamu "Merdeka!"

    Saudara-saudara, aku pulang dari Bali -- beristirahat beberapa hari
    di sana. Diminta oleh Kongres Rakyat Jawa Timur untuk pada ini malam
    memberikan sedikit ceramah, wejangan, amanat, terutama sekali yang
    mengenai hal, "Apa sebab Negara Republik Indonesia berdasarkan
    kepada Pancasila?" Dan memberikan penerangan tentang hal Panca
    Dharma.

    Tadi, tatkala aku baru masuk gèdung Gubernuran ini, hati kurang
    puas? Apa sebab? Terlalu jauh jarak rakyat dengan Bung Karno. Maka
    oleh karena itulah, Saudara-saudaraku dan anak--anakku sekalian,
    maka Bapak minta kepada pimpinan agar supaya Saudara-saudara diberi
    izin lebih dekat. Sebab Saudara-saudara tahu isi hati Bapak ini --
    isi hati Presiden, isi hati Bung Karno -- kalau jauh dari rakyat
    rasanya seperti siksaan. Tetapi kalau dekat dengan rakyat, rasanya
    laksana Kokrosono turun dari perta-paannya ...

    Permintaan Kongres Rakyat untuk memberikan amanat kepada Saudara-
    saudara, insya Allah saya kabulkan. Dan dengarkan benar, aku
    berpidato di sini bukan sekadar sebagai Sukarno. Bukan sekadar
    sebagai Bung Karno. Bukan sekadar sebagai Pak Karno.-- Aku berpidato
    di sini sebagai Presiden Republik Indonesia! Sebagai Presiden
    Republik Indonesia aku diminta untuk memberi penjelasan tentang
    Pancasila. Apa sebabnya negara Republik Indonesia didasarkan atas
    Pancasila?

    Dan diminta memberi penjelasan akan Panca Dharma, sebagai yang telah
    kuanjurkan dengan resmi pula di dalam pidato Presiden Republik
    Indonesia pada tanggal 17 Agustus yang lalu. Dan permintaan

    itu, insya Allah kukabulkan pula sebagai Presiden Republik
    lndonesia. Justru oleh karena pada saat sekarang ini saya sebagai
    Presiden Republik lndonesia, maka dengan gembira dan senang hati
    saya memenuhi permintaan untuk memberi penjelasan tentang Pancasila.

    Apa sebab? Tak lain dan tak bukan ialah oleh karena aku ini Presiden
    Republik lndonesia disumpah atas Undang-Undang Dasar kita. Saya tadi
    berkata, bahwa saya memenuhi permintaan Kongres Rakyat Jawa Timur
    dengan penuh kesenangan hati, ialah oleh karena saya ini sebagai
    Presiden Republik disumpah atas dasar Undang-Undang Dasar kita.
    Disumpah harus setia kepada Undang-Undang Dasar kita. Di dalam
    Undang-Undang Dasar kita, dicantumkan satu Mukaddimah, kata
    pendahuluan. Dan di dalam kata pendahuluan itu dengan tegas
    disebutkan Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan lndonesia
    yang bulat, Perikemanusiaan, Kedaulatan Rakyat, Keadilan Sosial.

    Malahan bukan satu kali ini Pancasila itu disebutkan di dalam Undang-
    Undang Dasar kita. Sejak kita di dalam tahun 1945 telah berkemas-
    kemas untuk menjadi satu bangsa yang merdeka, sejak itu kita telah
    mengalami empat kali naskah.

    Sebelum mengadakan Proklamasi 17 Agustus, sudah ada satu naskah.
    Kemudian pada 17 Agustus 1945, satu naskah lagi. Kemudian tatkala
    RIS dibentuk, satu naskah lagi. Kemudian sesudah itu -- tatkala kita
    kembali kepada zaman Republik Indonesia Kesatuan -- satu naskah
    lagi. Empat kali naskah, Saudara-saudara. Dan di dalam ke-empat
    naskah itu dengan tegas disebutkan Pancasila.

    Pertama, tatkala kita di dalam zaman Jepang, kita telah
    berkemas­kemas di dalam tahun 1945 itu untuk menjadi bangsa yang
    merdeka. Pada waktu itu telah disusunlah satu naskah yang di-namakan
    Jakarta Charter. Di dalam Jakarta Charter itu telah disebutkan
    dengan tegas lima asas yang hendak kita pakai sebagai pegangan untuk
    negara yang akan datang: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kebangsaan.
    Perikemanusiaan, Kedaulatan Rakyat, Keadilan Sosial.

    Demikian pula tatkala kita telah memproklamirkan kemerdekaan kita
    pada 17 Agustus 1945, dengan tegas pula keesokan harinya. Saudara-
    saudara, kukatakan Undang-Undang Dasar yang kita pakai ini --yaitu
    Undang-Undang Dasar yang kita rencanakan pada waktu zaman Jepang di
    bawah ancaman bayonet Jepang -- kita rencanakan satu Undang-Undang
    Dasar dari Negara Republik Indonesia yang kita proklamirkan pada
    tanggal 17 Agustus 1945. Dan di dalam Undang­Undang Dasar itu
    dengan tegas dikatakan Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa,
    Kebangsaan, Perikemanusiaan, Kedaulatan Rakyat, Keadilan Sosial!.

    Tatkala -- berhubung dengan jalannya politik -- Negara Republik
    Indonesia Serikat dibentuk (RIS), pada waktu itu dibuatlah
    Undang­Undang Dasar RIS. Dan di dalam Mukaddimah Undang- Undang
    Dasar RIS ini disebutkan lagi dengan tegas Pancasila.

    Kita tidak senang akan federal-federalan. Segenap rakyat
    mem­protes akan adanya susunan federal iui. Delapan bulan
    susunan RIS berdiri, hancur-lebur RIS, berdirilah Negara Republik
    Indonesia Kesatuan. Dan Undang-Undang Dasar yang dipakai RIS ini
    diubah lagi menjadi Undang-Undang Dasar Sementara dari Negara Re-
    publik Indonesia Kesatuan. Tetapi tidak diubah isi Mukaddimah yang
    mengandung Pancasila.

    Jadi dengan tegas, Saudara-saudara, -- jelas! Empat kali di dalam
    sepuluh tahun ini kita melewati empat naskah. Tiap-tiap naskah
    me­nyebutkan Pancasila. Dan tatkala aku dengan karunia Allah s.
    w. t. dinobatkan menjadi Presiden, aku disumpah. Dan isi sumpah itu
    antara lain ialah setia kepada Undang-Undang Dasar. Maka oleh karena
    itulah, Saudara-saudara, rasa sebagai kewajiban jikalau diminta oleh
    sesuatu golongan akan keterangan tentang Pancasila-memenuhi
    permintaan itu.



    Dan pada ini malam dengan mengucap suka-syukur ke hadirat Allah
    s.w.t. aku berdiri di hadapan Saudara-saudara. Berhadap-hadapan muka
    dengan kaum buruh, dengan pegawai, rakyat jelata, dengan pihak
    Angkatan Laut Republik Indonesia dan pihak Tentara, dengan pihak
    Mobrig, pihak Polisi, pihak Perintis, dengan pemuda, dengan pemudi --
    berdiri di hadapan Saudara-saudara dan anak--anak sekalian yang
    telah datang membanjiri lapangan yang besar ini laksana air hujan-
    aku mengucap banyak terima kasih kepadamu. Dan insya Allah,
    Saudara­saudara, aku akan terangkan kepadamu tentang apa sebab
    Negara Republik didasarkan atas dasar Pancasila.

    Saudara-saudara, ada yang berkata Pancasila ini hanya sementara!.Ya,
    jikalau diambil di dalam arti itu, memang Pancasila adalah
    sementara. Tetapi bukan saja Pancasila adalah sementara, bahkan
    misalnya ketentuan di dalam Undang-Undang Dasar kita -- bahwa Sang
    Merah Putih, bendera kita -- itu pun sementara! Segala Undang-Undang
    Dasar kita sekarang ini adalah sementara.

    Tidakkah tadi telah kukatakan, bahwa Undang-Undang Dasar yang kita
    pakai sekarang ini, malahan disebutkan Undang-Undang Dasar Sementara
    dari Negara Republik Indonesia? Apa sebab sementara? Ya, oleh karena
    akhimya nanti yang akan menentukan segala sesuatu ialah
    Konstituante. Maka itu, Saudara-saudara, kita akan mengadakan
    pemilihan umum dua kali. Pertama, pada tanggal 29 September nanti,
    insya Allah S.W.T. untuk memilih DPR.

    Kemudian pada tanggal 15 Desember untuk memilih Konstituante.

    Konstituante adalah Badan Pembentuk Undang-Undang Dasar. Undang­-
    Undang Dasar yang tetap. Konstituante adalah pembentuk konstitusi.
    Konstitusi berarti Undang-Undang Dasar. Undang-Undang Dasar tetap
    bagi Negara Republik Indonesia, yang sampai sekarang ini segala-
    galanya masih sementara.

    Tetapi, Saudara-saudara, jikalau ditanya kepadaku, "Apa yang berisi
    kalbu Bapak ini akan permohonan kepada Allah s. w. t. ?" Terus
    terang aku berkata, jikalau Saudara-saudara membelah dada Bung Karno
    ini, Saudara-saudara bisa membaca di dalam dada Bung Karno memohon
    kepada Allah s. w. t. supaya Negara Republik Indonesia tetap
    berdasarkan Pancasila.

    Ya benar, bahwa segala sesuatunya adalah sementara. Tetapi aku
    berkata, bahwa Sang Merah Putih adalah sementara -- bendera Republik
    Indonesia -- pun sementara! Dan jikalau nanti Konstituante
    bersidang, insya Allah s.w.t., Saudara-saudara-ku, siang dan malam
    Bapak akan memohon kepada Allah s. w. t. agar supaya Konstituante
    tetap menetapkan Bendera Sang Merah Putih sebagai bendera Negara
    Republik Indonesia.

    Aku minta kepadamu sekalian, janganlah memperdebatkan Sang Merah
    Putih ini. Jangan ada satu pihak yang mengusulkan warna lain sebagai
    bendera Republik Indonesia.

    Tahukah Saudara-saudara, bahwa warna Merah Putih ini bukan buatan
    Republik Indonesia? Bukan buatan kita dari zaman pergerakan
    nasional. Apa lagi bukan buatan Bung Karno, bukan buatan Bung Hatta!
    Enam ribu tahun sudah kita mengenal akan warna Merah Putih ini.
    Bukan seribu tahun, bukan dua ribu tahun, bukan tiga ribu tahun,
    bukan empat ribu tahun, bukan lima ribu tahun!-Enam ribu tahun kita
    telah mengenal wama Merah Putih!

    Tatkala di sini belum ada agama Kristen, belum ada agama Islam,
    belum ada agama Hindu, bangsa Indonesia telah meng-agungkan
    war­na Merah Putih. Pada waktu itu kita belum mengenal Tuhan
    dalam cara mengenal sebagai sekarang ini. Pada waktu itu yang kita
    sembah adalah Matahari dan Bulan. Pada waktu itu kita hanya mengira,
    bahwa yang memberi hidup itu Matahari.

    Siang Matahari -- malam Bulan. Matahari merah -- Bulan putih.

    Pada waktu itu kita telah mengagungkan warna Merah Putih.
    Kemu­dian bertambah kecerdasan kita. Kita lebih dalam menyelami
    akan hidup di dalam alam ini. Kita memperhatikan segala sesuatu di
    dalam alam ini dan kita melihat, -- 0, alam ini ada yang hidup
    bergerak, ada yang tidak bergerak. Ada manusia dan binatang, makhluk-
    makhluk yang bergerak. Ada tumbuh-tumbuhan yang tidak bisa bergerak.
    Manusia dan binatang itu darahnya merah. Tumbuh-tumbuhan darahnya
    putih. Getih - Getah.

    Coba dengarkan hampir sama dua perkataan ini: Getih - Getah.

    Cuma i diganti dengan a. Dulu kita mengagungkan Matahari dan Bulan
    yang di dalam alam Hindu dinamakan Surya Candra. Kemudian kita
    mengagungkan Getih - Getah. Merah - Putih. Saudara-saudara, itu
    adalah fase kedua.

    Fase ketiga, manusia mengerti akan kejadian manusia. Mengerti, bahwa
    kejadian manusia ini adalah dari perhubungan laki dan perempuan,
    perempuan dan laki. Orang mengerti perempuan adalah merah, laki
    adalah putih. Dan itulah sebabnya maka kita turun-temurun
    mengagungkan Merah-Putih. Apa yang dinamakan "gula-kelapa",
    mengagungkan bubur"bang-putih". Itulah sebabnya maka kita kemudian --
    tatkala kita mempunyai negara-negara setelah mempunyaikerajaan-
    kerajaan -- memakai warna Merah-Putih itu sebagai bendera negara.
    Tatkala kita mempunyai kerajaan Singasari, Merah-Putih telah
    berkibar, terus dirampas oleh imperialisme asing. Tetapi di dalam
    dada kita tetap hidup kecintaan kepada Merah-Putih.

    Dan tatkala kita mengadakan pergerakan nasional sejak tahun 1908
    dengan lahirnya Budi Utomo-dan diikuti oleh Serikat Islam, oleh NIP
    (Nationaal Indische Partij), oleh ISDP, oleh PKI, oleh Sarekat
    Rakyat, oleh PPPK, oleh PBI, oleh Parindra, dan lain-lain-maka
    rakyat lndonesia tetap mencintai Merah-Putih sebagai warna
    benderanya. Dan tatkala kita pada tanggal 17 Agustus 1945
    memproklamirkan kemerdekaan itu, dengan resmi kita menyatakan Sang
    Merah Putih adalah bendera kemerdekaan kIta.

    Itu semua jika dikatakan sementara, ya sementara! Sebab Konstituante
    belum bersidang. Konstituante mau merubah warna ini??? Lho, kalau
    menurut haknya, boleh saja. Sebab Konstituante itu adalah kekuasaan
    kita yang tertinggi. Penyusun, pembentuk Konstitusi. Jadi kalau
    Konstituante, misalnya, hendak menentukan wama bendera negara
    Republik lndonesia bukan Merah-Putih, ya mau dikatakan apa? Tetapi
    Bapak berkata, Bapak memohon kepadaAllah s. w. t. agar supaya warna
    merah-putih tetap menjadi wama bendera Negara Republik lndonesia.

    Kembali kepada Pancasila. Jika dikatakan sementara, ya
    semen­tara! Lagi-lagi Bapak ini berkata: Allah S.w.t. Dan Bapak
    pun bersyu­kur ke hadirat Allah s.w.t., bahwa cita-cita Bapak
    yang sudah bertahun-­tahun untuk naik Haji dikabulkan olehAllah
    s. w.t. Lagi-Iagi Allah s.w. t

    Saudara-saudara, jikalau aku meninggal dunia nanti -- ini hanya
    Tuhan yang mengetahui, dan tidak bisa dielakkan semua orang --
    jikalau ditanya oleh Malaikat: "Hai, Sukamo, tatkala engkau hidup di
    dunia, engkau telah mengerjakan beberapa pekerjaan. Pekerjaan apa
    yang paling engkau cintai? Pekerjaan apa yang paling engkau kagumi?
    Pekerjaan apa yang engkau paling ucapkan syukur kepada Allah s. w.
    t.?"

    Moga-moga, Saudara-saudara, aku bisa menjawabnya bisa menjawab
    demikian atau tidaknya itupun tergantung dari pada Allah s. w.
    t.: "Tatkala aku hidup di dunia ini, aku telah ikut membentuk Negara
    Republik lndonesia. Aku telah ikut membentuk satu wadah bagi
    masyarakat lndonesia".

    Sebagai sering kukatakan, Saudara-saudara, negara adalah wadah.

    Jikalau diberi karunia oleh Allah s. w. t. mengerjakan pekerjaan
    satu ini saja --Allahu'akbar! --aku akan berterima kasih setinggi
    langit. Yaitu untuk pekerjaan ini saja, ikut membentuk wadah.
    Wadahnya -- ­wadahnya saja -- yang bemama Negara ini. Di dalam
    wadah ini adalah masyarakat. Wadah yang dinamakan negara ini adalah
    wadah untuk masyarakat.

    Membentuk wadah adalah lebih mudah daripada membentuk masyarakat.
    Membentuk wadah adalah bisa dijalankan di dalam satu hari sebenamya -
    - wadah yang bernama Negara itu.

    Tidakkah Saudara-saudara dari sejarah dunia kadang-kadang mendengar,
    bahwa oleh suatu konferensi kecil sekonyong-konyong diputuskan
    dibentuk negara ini, dibentuk negara itu. Misalnya, dahu­lu
    sesudah peperangan dunia yang pertama, tidakkah negara
    Ceko­slovakia sekadar dengan coretan pena dari suatu konferensi
    kecil. Membentuk negara, gampang! Dulu di sini juga pernah dibentuk
    Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, hanya dengan dekrit Van
    Mook, Saudara-saudara! Tetapi coba membentuk masyarakat, susah!

    Membentuk masyarakat, kita harus bekerja siang dan malam, bertahun-
    tahun, berpuluh-puluh tahun, kadang-kadang berwindu-windu, berabad-
    abad. Masyarakat apa pun tidak gampang dibentuknya. Itu meminta
    pekerjaan kita terus-menerus. Baik masyarakat Islam, maupun
    masyarakat Kristen, maupun masyarakat sosialis. Bukan bisa dibentuk
    dengan satu dekrit, Saudara-saudara, dengan satu tulisan, dengan
    satu unjal napas manusia. Membentuk masyarakat makan waktu! Ya, aku
    bermohon kepada Tuhan, dibolehkanlah hendaknya ikut membentuk
    masyarakat pula.

    Masyarakat di dalam wadah itu. Tetapi aku telah bersyukur seribu
    syukur kepada Tuhan, jikalau aku nanti bisa menjawab kepada Malaikat
    itu, bahwa hidupku di dunia ini ialah antara lain-lain telah ikut
    membentuk wadah ini saja. Membentuk wadah yang bernama negara dan
    wadah ini buat satu masyarakat yang besar. Walaupun rapat ini lebih
    dari satu juta manusia, Saudara-saudara, wadah itu bukan kok cuma
    buat satu juta manusia ini saja. Tidak! Wadah yang bernama negara,
    negara yang bernama Republik Indonesia itu adalah wadah untuk
    masyarakat Indonesia yang 80 juta, dari Sabang sampai ke Merauke!
    Dan masyarakat Indonesia ini adalah beraneka agama, beraneka adat-
    istiadat, beraneka suku. Bertahun--tahun aku ikut memikirkan ini.
    Nanti jikalau Allah s.w.t. memberikan kemerdekaan kepada kita --
    dulu Bapak berpikiran yang demikian-lah -- jikalau Nega­ra
    Republik Indonesia telah bisa berdiri, negara ini agar supaya
    selamat, agar bisa menjadi wadah bagi segenap rakyat Indonesia yang
    80 juta,
    Negara harus didasarkan apa?

    Tatkala aku masih berumur 25 tahun, aku telah memikirkan hal ini.
    Tatkala aku aktif di dalam pergerakan, aku lebih-lebih lagi
    memi­kirkan hal ini. Tatkala di dalam zaman Jepang, tetapi oleh
    karena tekad kita sendiri, usaha kita sendiri, pembantingan tulang
    sendiri, korbanan kita sendiri -- tatkala fajar telah menyingsing --
    lebih-lebih lagi kupikirkan hal ini. Wadah ini hendaknya jangan
    retak. Wadah ini hendaknya utuh sekuat-kuatnya. Wadah untuk segenap
    rakyat lndo­nesia, dari Sabang sampai ke Merauke yang beraneka
    agama, beraneka suku beraneka adat-istiadat.

    Sekarang aku menjadi Presiden Republik lndonesia adalah karunia
    Tuhan. Aku tidak menyesal, bahwa aku dulu bertahun-tahun memikirkan
    hal ini. Dan aku tidak menyesal. bahwa aku telah mem­formulir
    Pancasila. Apa sebab? Barangkali lebih dari siapa pun di lndonesia
    ini, aku mengetahui akan keanekaan bangsa lndonesia ini. Sebagai
    Presiden Republik lndonesia aku berkesempatan sering-sering untuk
    melawat ke daerah-daerah.

    Sering-sering aku naik kapal udara. Malahan jikalau di dalam kapal
    udara aku sering-sering --katakanlah -- main gila dengan pilot.
    Pilot terbang tinggi, aku tanya kepadanya: Saudara pilot, berapa
    tinggi? "12.000 kaki, Paduka Yang Mulia." - Kurang tinggi, naikkan

    lagi!

    "13.000 kaki." - Hahaa, kurang tinggi, Bung! "14.000 kaki." - Kurang
    tinggi!

    "15.000 kaki." - Kurang tinggi!

    "16.000 kaki." - Kurang tinggi!

    "17.000 kaki. " - Kurang tinggi!

    "Sudah tidak bisa lagi, Paduka Yang Mulia. Kapal udara kita sudah
    mencapai plafon".

    Plafon itu ialah tempat yang setinggi-tingginya bagi kapal udara
    itu. Aku terbang dari barat ke timur, dari timur ke barat. Dari
    utara ke selatan, dari selatan ke utara. Aku melihat tanah air kita.
    Allahuakbar, cantiknya bukan main! Dan bukan saja cantik, sehingga
    benarlah apa yang diucapkan oleh Multatuli di dalam kitab Max
    Havelaar, bahwa lndonesia ini adalah demikian cantiknya, sehingga ia
    sebutkan, "Insulinde de zich daar slingert om den evenaar als een
    gordel van smaragd -- Indonesia yang laksana ikat pinggang terbuat
    daripada zamrud berlilit-lilit sekeliling khatulistiwa!" lndahnya
    demikian.

    Ya memang, Saudara-saudara, jikalau engkau terbang 17.000 kaki di
    angkasa dan melihat ke bawah. kelihatan betul-betul lndonesia ini
    adalah sebagai ikat pinggang yang terbuat dari zamrud, melilit
    mengelilingi khatulistiwa. Berpuluh-puluh, beratus-ratus, beribu--
    ribu pulau Saudara lihat. Dan tiap-tiap pulau itu berwarna-warna.
    Ada yang hijau kehijauan, ada yang kuning kekuningan. Indah permai
    tanah air kita ini, Saudara-saudara. Lebih dari 3000 pulau. Bahkan
    kalau dihitung dengan yang kecil-kecil, 10.000 pulau-pulau.

    Terbanglah kapal udaraku datang di daerah Aceh. Rakyat Aceh
    menyambut kedatangan Presiden -- rakyat beragama Islam. Terbang lagi
    kapal udaraku, turun di Siborong-borong, daerah Batak. Rakyat Batak
    menyambut dengan gegap-gempita kedatangan Presiden Republik
    Indonesia -- agamanya Kristen.

    Terbang lagi, Saudara-saudara, ke dekat Sibolga -- agama Kristen.

    Terbang lagi ke selatan, ke Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan --
    ­agama Islam. Demikianlah pula di Jawa. Kebanyakan ber-agama
    Islam, di sana Kristen, sini Kristen. Terbang lagi kapal udaraku ke
    Banjarmasin -- kebanyakan Islam. Tetapi di Banjar-masin itu aku
    berjumpa utusan-utusan dari suku Dayak, Saudara-saudara. Malahan di
    Samarinda aku berjumpa dengan utusan--utusan, bahkan rakyat

    Dayak yang 9 hari 9 malam turun dari gunung-gunung untuk
    menjum­pai Presiden Republik Indonesia. Mereka tidak beragama
    Islam, tetapi beragama agamanya sendiri.

    Aku ber-ibu orang Bali. Ida Ayu Nyoman Rai nama Ibuku. Malahan aku
    jikalau beristirahat di Tampaksiring, desa kecil di Bali, rakyat
    Bali menyebutkan aku -- kecuali Bung Karno, Pak Karno -- menyebutkan
    Ida Bagus Made Karno. Aku melihat masyarakat Bali yang dua juta
    manusia itu beragama Hindu-Bali. Di Singaraja ada masyarakat Islam
    sedikit. Di Denpasar ada masyarakat Islam sedikit. Terbang lagi
    kapal udaraku ke Sumbawa -- Islam. Terbang kapal udaraku ke Sumbawa -
    - Kristen Protestan. Terbang kapal udaraku ke Flores, pulau di mana
    aku dulu diinternir -- rakyat Flores kenal akan Bung Karno, Bung
    Karno kenal akan rakyat Flores -- sebagian besar rakyat Flores itu
    beragama Rooms Katholik (Kristen). Terbang lagi kapal udaraku ke
    Timor -- sebagian besar rakyatnya Protestan Kristen. Terbang lagi
    kapal udaraku ke Ambon -- Kristen. Sekitar Ambon itu adalah
    masyarakat Kristen. Terbang lagi ke utara, ke Ternate -- Islam di
    Ternate. Dari Ternate terbang ke Manado, Minahasa sekeliling-nya --
    Kristen.
    Ke selatan, Makasar -- Islam. Di tengah Sulawesi, Toraja --
    sebagian besar Kristen, sebagian belum ber-agama. (BERSAMBUNG)

    (Arsip - K.Prawira: BUNG KARNO "APA SEBAB NEGARA REPUBLIK INDONESIA
    BERDASARKAN PANCASILA?", PANCASILA BUNG KARNO, Paksi Bineka Tunggal
    Ika, 2005, hal.47-57)

    mahardhika, indonesia.....



    Thursday, July 28, 2005

    PRIA VS COWOK

    Tidak semua pria dewasa menjadi ‘pria’, ada juga yang masih begitu kekanakan setelah umurnya mencapai 40. Tenaaaang, jangan keburu marah dulu dengan kenyataan ini, mungkin memang sebagian orang dilahirkan untuk jadi ‘pria’, tapi memang ada juga yang cukup menjadi ‘cowok’ saja. Sekali lagi, jangan kawatir, terima saja diri Anda sebagai pria (P) atau sebagai cowok (C), toh semua punya nilai lebih dan kurang tersendiri. Dan yang tak kalah penting, percayalah kadang wanita tidak peduli.

    Inilah Perbedaan mendasar antara seorang PRIA dan COWOK


    P : Tahu jelas lima tahun lagi ia mau jadi apa
    C : Tidak jelas lima menit lagi ia mau berbuat apa

    P : Jago membuat wanita merasa tenang
    C : Jago membuat cewek merasa senang

    P : Bacaannya Jhon Grisham, mainannya golf, tontonannya CNN
    C : Bacaannya Harry Potter, mainannya bilyar, tontonannya MTV

    P : Sebelum umur 30 sudah banyak uang
    C : Sebelum umur 30 sudah banyak dosa

    P : Seimbang antara penghasilan dan pemasukan
    C : Seimbang antara hutang dan pembayaran minimum

    P : Mendukung emansipasi wanita, tapi tetap membayari bon makan wanita
    C: Mendukung emansipasi wanita dengan membiarkan wanita bayar sendiri

    P : Punya akuntan, penjahit dan dokter langganan
    C : Punya salon, kafe dan bengkel langganan

    P : Meminta Anda nimbrung ngobrol kalau mamanya menelepon
    C : Pura-pura Anda tidak bersamanya jika mamanya menelepon

    P : Putus dengan pasangannya sambil berjabatan tangan dan mengakui sulitnya menjembatani perbedaan antar mereka berdua, diiringi ucapan, “Kita tetap bisa berteman selamanya”.
    C : Putus dengan pasangannya sambil kabur dari rumah, merokok berbatang -batang, plus ucapan, “Jangan undang aku ke pernikahanmu nanti!”

    P : Mencintai wanita 10 % pada pertemuan awal dan meningkat terus
    C : Mencintai wanita 100 % pada pertemuan awal dan menurun terus

    P : Berpikir dewasa seperti orang usia 40 tahun saat berusia 17 tahun
    C : Berpikir kekanakan seperti orang usia 17 tahun saat berusia 40 tahun

    P : Bisa menang hanya dengan otak dalam konflik
    C : Cuma bisa ngamuk, adu mulut, n adu otot kalo konflik

    P : Mikirnya “Aku masih kurang pengetahuan, harus belajar lebh banyak”
    C : Mikirnya “Aku yang terhebat di muka bumi, siapapun aku hadapin !!!”

    P : Otak no 1, digabungin otot kalo kepaksa
    C : Otot no 1, ditambah otak kalo punya

    Nah … termasuk Pria atau Cowok kah kita ???

    taken from
  • fendra page
  • cyber sex

    Ketika Iblis Membentangkan Sejadah



    Siang menjelang zuhur. Salah satu Iblis ada di Masjid. Kebetulan hari itu hari Jumaat, saat berkumpulnya orang. Iblis sudah ada di dalam Masjid. Ia nampak begitu khusyuk.

    Orang mulai berdatangan. Iblis menjelma menjadi ratusan bentuk & masuk dari segala penjuru, melalui jendela, pintu, ventilation atau masuk melalui lubang pembuangan air. Pada setiap orang, Iblis juga masuk melalui telinga, ke dalam saraf mata, ke dalam urat nadi, lalu menggerakkan denyut jantung setiap para jemaah yang hadir. Iblis juga melekat di setiap sejadah.

    “Hai, Blis!“, Kiyai berseru, ketika baru masuk ke Masjid itu.

    Iblis merasa terusik : “Kau kerjakan saja tugasmu, Kiyai. Tidak perlu kau melarang saya. Ini hak saya untuk mengganggu setiap orang dalam Masjid ini!“, jawab Iblis marah.

    “Ini rumah Tuhan, Iblis! Tempat yang suci, kalau kau mahu mengganggu, kau lakukan diluar nanti!“, Kiyai coba mengusir.

    “Kiyai, hari ini, adalah hari uji coba sistem baru“.

    Kiyai termangu.

    “Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat kaummu”

    “Dengan apa?” tanya Kiyai.

    “Dengan sejadah!” jawab Iblis

    “Apa yang dapat kau lakukan dengan sejadah, Blis?”

    “Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sejadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah yang sedikit, demi keuntungan besar!”

    “Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru, Blis?”

    “Bukan itu saja Kiyai…” tukas Iblis.

    “Lalu?” Jawab Kiyai.

    Iblis menjawab, “Saya juga akan masuk pada setiap designer sejadah. Saya akan menumbuhkan gagasan, agar para designer itu membuat sejadah yang lebar-lebar”

    “Untuk apa?” tukas Kiai.

    “Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang Kau pimpin, Kiyai! Selain itu, Saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sejadah yang lebar maka barisan shaf akan renggang. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. Di situ Saya dapat ikut membentangkan sejadah“. jawab Iblis dengan yakin.

    Dialog Iblis dan Kiyai terputus seketika.

    Dua orang datang, dan keduanya membentangkan sejadah. Keduanya berdampingan. Salah seorang memiliki sejadah yang lebar. Sementara yang seorang lagi, sejadahnya lebih kecil.

    Orang yang punya sejadah lebar tanpa melihat kiri kanan terus sahaja membentangkan sejadahnya. Sementara, orang yang mempunyai sejadah lebih kecil, tidak sedap hati jika harus mendesak jemaah lain yang sudah terlebih dahulu datang.

    Tanpa berfikir panjang, pemilik sejadah kecil membentangkan saja sejadahnya, sehingga sebahagian sejadah yang lebar tertutup sepertiganya. Kemudian keduanya melakukan sholat sunnah.

    “Nah, lihat itu Kiyai!“, Iblis memulai dialog lagi.

    “Yang mana?” Kiyai menjawab.

    “Ada dua orang yang sedang sholat sunnah itu. Mereka mempunyai sejadah yang berbeza ukuran. Lihat sekarang, aku akan masuk diantara mereka“. Seru Iblis yang kemudian lenyap.

    Ia sudah masuk ke dalam barisan shaf. Kiyai hanya memperhatikan kedua orang yang sedang melakukan sholat sunnah. Kiyai akan melihat kebenaran rencana yang dikatakan Iblis sebelumnya.

    Pemilik sejadah lebar, rukuk. Kemudian sujud. Tetapi, sambil bangun dari sujud, dia membuka sejadahya yang tertindih, lalu meletakkan sejadahnya di atas sejadah yang kecil.

    Hingga sejadah yang kecil kembali berada di bawahnya.

    Dia kemudian berdiri. Sementara, pemilik sejadah yang lebih kecil, melakukan perkara yang serupa.

    Dia juga membuka sejadahnya, kerana sejadahnya ditindih oleh sejadah yang lebar.

    Keadaan ini berjalan sampai akhir sholat. Bahkan, pada ketika sholat wajib juga, kejadian-kejadian seperti ini beberapa kali terihat di beberapa masjid. Orang lebih memilih menjadi di atas, daripada menerima di bawah. Di atas sejadah, orang sudah berebut kekuasaan atas lainnya.

    Siapa yang memiliki sejadah lebar, maka, ia akan meletakkan sejadahnya diatas sajadah yang kecil.

    Sejadah sudah dijadikan Iblis sebagai perbedaan kelas. Pemilik sejadah lebar, diindentitikan sebagai para pemilik kekayaan, yang setiap saat harus lebih di atas dari pada yang lain.

    Dan pemilik sejadah kecil, adalah kelas bawahan yang setiap saat akan selalu menjadi subordinate dari orang yang berkuasa. Di atas sejadah, Iblis telah mengajari orang supaya selalu menguasai orang lain.

    “Astaghfirullahal adziiiim“, ujar sang Kiyai perlahan.

    Wallahu’alam Bisshawab

    taken from : amanahonline