pada suatu sore, seorang ayah dan anak lelakinya duduk di beranda depan rumah.
mereka berbicara banyak hal.
sesaat keduanya terdiam.
sang ayah bertanya kepada putranya.
"anakku, burung apakah gerangan di atas pohon iTu..?"
"oh, itu burung gagak ayak."
beberapa saat kemudian sang ayah bertanya kepada putranya lagi.
"anakku, itu burung apa, dia hingga di pohon itu..?"
"burung gagak ayah..."
lalu sang ayah bertanya lagi.
"anakku, itu burung apa.."
"ayah, itukan burung gagak, masih burung yang sama ayah."
sang ayah terus bertanya hal yang sama....
untuk yang ketuju kalinya sang ayah bertanya hal sama..
"anakku itu burung apa..?"
sang anak berdiri di depan ayahnya..
"ayah, ayah sudah sepuluh kali bertanya hal yang sama, dan burung itu tetap burung gagak, walau ayah bertanya berapa kalipun, dia tidak akan berubah..."
sang ayah diam.
lalu dia berdiri kemudian masuk ke dalam rumah.
beberapa saat kemudian dia keluar sambil membawa sebuah buku harian.
dia duduk di tempat semula, dan sang anak pun duduk sambil menahan kesal.
buku di buka lalu dia membaca sebuah halama terakhir...
"sepuluh tahun yang lalu, aku dan anak lelakiku duduk di beranda dan pada sore yang sama. ia menanyakan tentang apa nama burung yang hinggap di pohon itu. dua puluh kali. namun dengan tetap sabar dan tersenyum aku terus menjawab, walau bibir kecilnya bertanya hal yang sama. aku bangga pada putraku itu."
"hari ini, aku dan putraku duduk di beranda yang sama. aku menanyakan hal yang sama dengan pertanyaan yang ia lontarkan sepuluh tahun lalu. namun baru tujuh kali aku bertanya, ia membentakku."
sang anak tertunduk.
diam.
nafasnya tidak teratur.
isaknya mulai terdengar.
lalu sambil memeluk kaki ayah nya ia berkata..
"ayah, maafkan putramu ini...."
No comments:
Post a Comment