Wednesday, December 05, 2012

palestina vs milad saya


saya yang di sini, di tanah ini yang sedari kecil menikmati nikmat merdeka, hidup tenang, pendidikan yang baik, pekerjaan yang baik dan memiliki keluarga dan teman yang baik, mohon maaf atas rasa ketidak pedulian saya yang nyata atas keadaan yang kalian rasakan dan hadapi.

sedari kecil, saya sudah melihat sejak zamannya dunia dalam berita sampai berbagai program berita saat ini tentang kalian.
tentang hamburan misil yang beterbangan, tank maha berat yang merangsek ke kota dan melindas apapun yang menghalagi...
tendangan boot, pukulan popor senapan, hujaman sangkur yang mencetak bentuk ditubuh.

kemudian kalian dituduh tidak beradab, tidak manusiawi ketika mebalas semua itu dengan lemparan batu yang kalian temui di jalanan atau dari puing rumah atau masjid kalian.

anakanak putih yang hafiz pun dibunuh, padahal ia sendiri tidak tahu kenapa ia dibunnuh,
tinggal sang ayah menatap langit menahan tangis
tinggal sang ibu memeluk erat tubuh untuk meredam tangis.

kalian sedikit demi sedikit diusir dari rumah, dari tanah dimana kalian diciptakan, ketenangan jauh dari telinga dan mata, karena untuk shalatpun kalian dibatasi, untuk belajar sekolah kalian diluluh lantakkan...

namun yang saya lihat di tv, tidak ada ketakutan di mata kalian..
tidak ada kegentaran di tubuh kalian
tidak ada kaki dan tangan gemetar yang menyertai jihad kalian.

saya yang disini yang nyaman dalam ruangan bependingin udara dengan musik dan aroma yang harum serta segelas kopi hangat, kadang tidak berbuat apapun, bahkan untuk menyisipkan do'a pun harus diingatkan oleh saudara yang lain.
untuk menyisihkan pendapatan pun harusnya sangat mudah, karena rekening yang untuk menampung dan menyalurkan begitu banyak, dan melalui handset ini seharusnya mudah pula untuk mengetik sejumlah angka dan mengirim secara realtime.

namun saya lengah, saya menikmati nikmat yang ada samapai lupa diri.

seharusnya apa yang kalian perjuangkan adalah bukan untuk dikasihani, karena pada dasarnya kalian adalah miniatur dari kejadian  yang kami hadapi dalam bentuk yang teramat halus.

kalian sudah digariskan untuk menjadi mujahid.
dan itu kadang membuat saya iri...
ia kadang, karena ntah saya sanggup tidak menghadapi semua itu setalah saya bergelimang nikmat disini.

terkadang saya mengutuk saudara arab tetangga kalian kurang mendukung kalian, kalian seperti berjuang sendiri..
aahh, sebetulnya kutukan itu untuk saya sendirilah..
saya muslim, dan mengaku semua semua muslim adalah saudara,
jangankan menyumbang tenaga uang atau pikiran,
doa pun teramat jarang saya mohonkan untuk kalian.

lebih mulia di, wanita bukan muslim yang menjadi tameng hidup ketika caterpillar besar itu ingin merubuhkan rumah kalian.
wanita itu tewas, wanita itu pahlawan.
walau ia tewas, namun semangatnya tentang universalitas sangat hebat.

lalu saya.....?

ya Rabb,
hamba ini yakin dengan sepenuh hati.
nikmat yang engkau berikan kepada kami bukan untuk kami hamburkan begitu saja.
nikmat ini adalah bentuk jihad itu sendiri.
hamba memang lalai dalam memperhatikan saudara-saudara hamba.
namun berikan kepada hamba untuk mendukung mereka dalam bentuk yang saya yakin bisa.

ya Rabb,
perjuangan mereka adalah garis yang engkau berikan kepada mereka.
kemenagan sejati adalah sutuhnya milikmu.
perkuat hati merkea dalam iman, karena itulah yang tidak mampu mereka gusur, mereka bom, mereka bunuh.

perkenankan hamba menyampaikan doa dan shalawat untuk mereka di sisa usia yang engkau hadiahkan.

No comments: