Wednesday, May 24, 2006
pinastika memoar (secangkir teh dan kopi)
yang kuinginkan hanya perbincangan secangkir teh, bukan secangkir kopi yang serius,
maaf, bukan yang kuinginkan namun jika engkau tidak keberatan duduk bersamaku berbicara tentang secangkir teh, jika dapat, mohon bukan secangkir kopi, itu terlalu serius untukku.
kalau boleh, aku ingin bercerita tentang kita, maaf, tentang aku dan tentangmu atau kalau tidak, yah tentang teh atau kopi kesukaanmu.
well, setidaknya ada kesamaan, walau kadarnya tidak sama.
caffein.
haha, terlalu berbelit ya...
maaf, baru kemarin aku pulang dari kereta pertama sore itu, yah setidaknya itu bisa jadi alasan yang bagus. gila, itulah perjalanan pertama dengan kereta, nadanya monoton walau tidak terlalu mulus, maklum, detakdetaknya fasttrackslowbeat, haha ga usah pusing itu hanya istilah saya, maklum baru pertama naik kereta.
duh maaf lagi, jadi ga fokus haha....
begini,....
saya hanya sedikit tersinggung...
cukup tersinggung...
saya teringgung.
kenapa kamu diam saat saya berkata,
itu terlalu sepi.
dunia penuh huruf yang mewakili suara yang dapat dirangkai menjadi kesatuan makna.
saya bingung.
saya jadi takut mengganggu...
maaf, saya jadi pengganggu.
ya, seperti saat ini,
kamu hanya menatap cangkir kopimu yang serius,
tanpa hasrat untuk menikmatinya.
uapnya menghilang seperti sinar mata dan kelu lidahmu.
maaf.
minumlah kopimu yang serius itu.
jika kurang manis, akan kubuatkan yang baru,
yang panas dan kita mulai pembicaraan ini dari awal...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment