"Tersebutlah seorang ibu yang bernama Khansa'
yang hidup mulai dari jaman Rasulullah SAW
sampai Utsman bin Affan. Dia memiliki empat
orang anak laki-laki yang semua gugur di medan
perang Qadisiah di masa khalifah Umar bin
Khathab. Apakah dia sedih ditinggal keempat
anaknya? Tentu saja, tetapi tidak sedih sampai
kelewatan, bahkan lebih banyak ucap syukur yang
keluar dari mulutnya.
Inilah kata-kata yang keluar saat orang-orang
menjenguknya: "Segala puji hanya bagi Allah.
Yang telah memberi kemualiaan kepadaku dengan
kematian putra-putraku sebagai syuhada dan
do'akanlah agar aku dikumpulkan bersama mereka
di tempat yang penuh rahmat-Nya."
Begitu juga apa yang dialami oleh sahabat mulia,
Urwah bin Zubair. Kakinya terpotong di medan
perang. Tetapi dia masih bisa bergembira, yang
tergambar dalam do'anya yang terkenal: "Ya Allah,
jika engkau mengambil satu anggota badanku,
sesungguhnya Engkau masih menyisakan banyak
sekali anggota badan yang lain. Dan jika Engkau
mengambil satu anakku, sesungguhnya Engkau
masih menyisakan anak-anakku yang lain. Maka,
segala puji hanya untuk-Mu"
Musibah memang selalu menyisakan kesedihan.
Rasulullah SAW pun sedih saat ditinggal orang-
orang kesangannya. Rasulullah sedih saat
putranya meninggal, beliau sedih saat istri, paman,
dan kakek beliau meninggal. Namun kesedihan
beliau tidak pernah memadamkan api perjuangan,
tidak pernah menghentikan gerak, dan tidak pernah
menyurutkan langkahnya untuk menjalankan dan
menyebarkan syariah Allah.
Allah memberikan keyakinan kepada Rasul-Nya
juga sekaligus kepada kita bahwa dibalik kesulitan
selalu ada kemudahan. Seperti dalam firman-Nya:
"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu
ada kemudahan." (QS.Alam Nasyrah:5-6)
No comments:
Post a Comment