Monday, August 29, 2005

ngeblog = goblog



Sebuah penjelasan dari sisi psikologis menanggapi prejudice yang semena-mena….

Apa benar ngeBLOG=goBLOG, seperti yang dikatakan orang-orang yang skeptis dengan keberadaan blog? Kalau boleh saya menerka, prasangka jahat ini biasanya dilontarkan 2 tipe orang dengan motivasi yang beragam.

Tipe yang pertama adalah orang yang tidak punya blog, dengan motivasi ‘iri hati’ atau ‘sirik’ dengan berbagai sebab :
1. dia tidak bisa buat blog sedangkan orang lain punya blog yang bagus.
2. dia tidak punya uang, fasilitas dan waktu untuk ngeblog.
3. dia adalah pemalas sehingga lebih memilih mengisi waktu luang dengan nongkrong, asal bicara, ataupun hal lainnya yang sifatnya menghindari aktivitas otak.
4. dia = goblog, karena hanya orang gobloglah yang tidak mau susah-susah berpikir untuk mencari hikmah dari segala sesuatunya:p

Tipe yang kedua adalah orang yang punya blog, dengan motivasi ‘cari perhatian’ dengan berbagai sebab pula yaitu:
1. dia pengen berhenti ngeblog karena tidak tahu harus mengisi dan menulis apa sehingga blognya tidak lagi dibaca orang.
2. dia ingin populer dengan cepat dan instan tanpa bersusah payah berpikir panjang.
3. dia dibesarkan dengan pola asuh keluarga yang kurang kasih sayang, sehingga tepatlah jika komunitas blogger memberikan ungkapan kasih sayang kepada seseorang yang katanya pakar namun cenderung paranoid pada hari kasih sayang yang lalu. hahaha:)

Kedua tipe tersebut memiliki suatu kesamaan, yaitu sama-sama dikenal sebagai manifestasi perilaku proyeksi. Dalam istilah psikologi, proyeksi adalah suatu mekanisme pertahanan ego untuk mengubah kecemasan neurotik atau kecemasan moral menjadi suatu kecemasan objektif (Freud, 1974).

Dalam hal ini saya mengambil contoh misalnya seorang pakar yang telah dikenal orang dengan kepiawaiannya dalam hal IT. Kecemasan atau ketakutan akan menurunnya popularitas dirinya karena tidak mengetahui suatu teknologi IT yang terbaru dan sedang ngetrend, membuat pakar tersebut melakukan mekanisme pertahanan ego dengan cara proyeksi. Manifestasi perilakunya muncul dengan mengatakan bahwa produk IT itu jelek sehingga tidak ada gunanya bagi dia untuk menggunakan produk itu.
Dengan demikian kecemasan neurotik itu diubah menjadi kecemasan objektif dengan mengatakan hal-hal yang baik adalah milik ego sedangkan hal-hal yang buruk adalah milik nonego.

hahaha… maaf jika ada yang tersinggung, tapi demikian adanya kira-kira jika dijelaskan melalui suatu dinamika psikologis.

Sebuah Penglihatan dan Pembelaan.
Apakah benar ngeblog = goblog? Baiklah kita mulai menggunakan sedikit aktivitas otak kita untuk mencerna berbagai data dan fakta berikut ini :

Penelitian Adi Onggoboyo dalam “Suatu Fenomena Sociocyber yang unik dan dinamis” pada bulan Oktober 2004 yang lalu mengungkapkan bahwa 95,26% dari 211 blogger Indonesia menyatakan bahwa mereka merasa mendapatkan hal-hal positip setelah menjadi blogger. Hal-hal positip tersebut diuraikan lagi oleh Adi Onggoboyo sebagai berikut :
Meningkatkan Gairah Hidup 2,98%
Lebih Disiplin 0,49%
Semangat Prestatif 3,98%
Menjalin dan memperbanyak relasi/kawan/persahabatan 48,75%
Rajin menulis/meningkatkan kemampuan/produktivitas menulis 8,95%
Lebih kreatif/ekspresif/inspiratif/motivatif 4,47%
Menambah berbagai wawasan 3,98%
Lega bisa berbagi 2,48%
Lain-lain 7,96%
Gabungan beberapa poin diatas 15,92%

Dari data tersebut, Adi Onggoboyo menyimpulkan bahwa blog dapat dijadikan sebuah alternatif bagi pengembangan diri dari berbagai sisi, tidak hanya sekedar tulis menulis.

Penelitian diatas semakin menguatkan pandangan bahwa blog itu memiliki nilai manfaat yang cukup besar dibandingkan dengan nilai negatifnya, berikut ini beberapa manfaat yang membuat aktivitas ngeblog bukanlah suatu penggoblokan belaka tapi sebaliknya ngeblog adalah aktivitas pencerdasan jika dilihat melalui bidang studi saya yaitu Psikologi :

1. NgeBlog itu Merangsang Otak.
Aktivitas ngeBlog, mulai dari membuat desain blog sampai dengan menulis blog tiap waktu merupakan suatu proses mental otak yang melibatkan jutaan sel pada otak. Rangsangan tersebut membuat rantai-rantai neuron menjadi aktif dan dimulainya proses mielinisasi (myelin adalah sejenis protein lemak yang dikeluarkan oleh otak untuk melapisi hubungan antara dendrit ketika kita menerima suatu informasi yang baru.
Seorang peneliti otak yang bernama Dr. Marian Diamond telah menghabiskan waktu tiga puluh tahun untuk mengadakan rangkaian percobaan tentang otak. Hasilnya disimpulkan bahwa pada umur berapapun sejak lahir hingga mati, adalah mungkin untuk meningkatkan kemampuan mental otak dengan rangsangan lingkungan. Dengan demikian prinsipnya bahwa semakin terangsang otak dengan aktivitas intelektual dan interaksi lingkungan, semakin banyak jalinan yang dibuat antara sel-sel otak. Ini dapat dibuktikan dengan membandingkan jumlah jalinan sel otak pada tikus hasil percobaan Diamond. Tikus yang otaknya terus menerus dirangsang memiliki jumlah jalinan yang lebih banyak dibandingkan tikus yang tidak diberi rangsangan pada otaknya.

2. NgeBlog itu Menyehatkan Jiwa dan Raga.
Ngeblog berkaitan erat dengan aktivitas menulis blog, penelitian Adi Onggoboyo menunjukkan bahwa 27,48% dari 211 blog berisi mengenai curhat pribadi, 21,23% adalah renungan/refleksi, dan ide-ide pemikiran 14,69%. Hal ini juga dikuatkan dengan survei yang dilakukan octave.or.id yang mendapatkan 52,46% dari 122 blogger memilih menulis blognya dengan curhat/diary.
Mengapa ngeblog dapat dikatakan menyehatkan jiwa? Dari hasil data survei diatas dapat diasumsikan jika sebagian besar blogger telah melakukan perilaku katarsis dengan mencurahkan perasaannya melalui tulisan pada blognya.
Katarsis menurut Kamus Lengkap Psikologi karangan J.P. Chaplin adalah pembebasan atau pelepasan ketegangan-ketegangan dan kecemasan-kecemasan dengan jalan mengalami kembali dan mencurahkan keluar kejadian-kejadian trumatis di masa lalu, yang semula dilakukan dengan jalan menekan emosinya ke dalam ketidaksadaran.
Dengan menuliskan perasaan-perasaan yang muncul terutama hal-hal negatif akan memberikan rasa puas dan lega (Dr. Pennebaker). Menulis blog sebagai media katarsis lebih bermanfaat daripada melakukan aksi kekerasan. Emosi-emosi yang tersimpan dalam ketidaksadaran akan membuat seseorang semakin cemas, dan pada saatnya kecemasan tersebut akan termanifestasikan dengan perilaku agresifitas. Contohnya: Kebrutalan para polisi, Kebrutalan para pendemo, Kebrutalan seorang ayah yang tega membunuh anaknya.
Blog sebagai media katarsis akan mengarahkan blog sebagai suatu media psikoterapi alternatif.

Saat ini saya dan kolega saya di UPTB (Unit Pengembangan Teknologi Belajar) Psikologi UGM sedang mengembangkan suatu sistem pemanfaatan blog sebagai media psikoterapi masa depan yang rencananya akan diimplementasikan ke publik sekitar bulan Agustus 2005 (Lagi butuh dana infrastruktur neh…. ada yang mau jadi sponsor ga? hehehe:).

Ada ungkapan yang mengatakan di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat, begitu pula sebaliknya karena tubuh dan jiwa merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Pelepasan emosi melalui menulis di blog akan memberikan efek relaksasi bagi tubuh sehingga fungsi tubuh akan kembali mencapai keadaan homeostatis. Keadaan stress memicu tubuh untuk selalu dalam keadaan tegang, dan semakin lama ketegangan tersebut akan memperlemah pertahanan tubuh dan selanjutnya akan mempengaruhi fungsi organ tubuh. Dengan demikian semakin kita rajin melampiaskan emosi dalam tulisan blog kita semakin terjaga tubuh kita dari berbagai ancaman penyakit.

3. Ngeblog itu Suatu Proses Pembelajaran
Aktivitas menulis blog merupakan proses belajar. Ketika kita mengungkapkan perasaan kita melalui suatu blog, kita akan belajar untuk mengenal perasan-perasaan dan emosi-emosi yang muncul dari suatu peristiwa dalam keseharian kita. Semakin sering kita menyadari hal tersebut semakin lama kita semakin mengenal diri kita sendiri sehingga pada situasi yang sama, kita akan belajar untuk mengontrol emosi tersebut. Hal ini merupakan salah satu dari dasar pemikiran Aaron Beck yang terkenal dengan terapi kognitifnya.

Aktivitas membaca blog orang lain juga merupakan proses belajar. Ketika kita membaca blog orang lain, tak jarang kita menerima informasi baru tentang berbagai hal. Secara tak langsung pengetahuan baru atau pengalaman orang lain tersebut akan mengendap dalam pikiran kita sehingga pada suatu saat dimana kita mengalami hal yang sama kita secara sengaja atau tidak, kita akan menggunakan pengetahuan tersebut untuk memecahkan masalah yang kita hadapi. Hal ini dapat diterangkan lebih lanjut melalui teori belajar kognitif yang dikembangkan oleh Kohler.

Ada perilaku-perilaku ketika ngeblog yang bisa dicurigai sebagai sebuah proses pembelajaran, yaitu :

- Memberikan komentar : belajar mengungkapkan pendapat, belajar menerima pendapat orang lain, belajar menerima perbedaan, belajar untuk memahami orang lain.

- Memberikan sapaan dalam ShoutBox : belajar untuk memulai dan mempertahankan suatu interaksi sosial, belajar untuk memberi perhatian, belajar untuk berafiliasi satu dengan yang lain, belajar memberi apresiasi terhadap suatu blog.

Dengan demikian ngeblog merupakan suatu proses pembelajaran dan pengembangan kepribadian bagi diri blogger itu sendiri.

4. Ngeblog itu Melatih Perilaku Afiliasi dalam Interaksi Sosial
Saya tidak akan menjelaskan panjang lebar tentang hal ini, tetapi saya akan menunjukkan suatu fenomena kedekatan hubungan sosial yang tercipta antara blogger hanya karena saling membaca blog satu sama lain. Tidak jarang kita dapat melihat komentar-komentar yang mengesankan suatu hubungan keluarga dekat dalam blog seseorang.

58,29% dari 211 blogger dalam penelitian Adi Onggoboyo mengatakan komunikasi melalui blog membuat mereka merasa cepat akrab. 51,65% dari 211 blogger merasa lebih akrab berkomunikasi via blog dengan temannya yang sudah dikenalnya dalam dunia nyata.

Saling berbagi cerita dan pengetahuan membuat seseorang mulai mengenal seseorang yang lainnya secara lebih mendalam. Keterbukaan dan kepercayaan akan menciptakan suatu jalinan afiliasi yang dapat pula menumbuhkan hubungan emosi blogger yang satu dengan yang lainnya meskipun tidak melakukan pertemuan fisik.

Sekali lagi NgeBLOG TIDAK SAMA DENGAN goBLOG.
Ngeblog bukanlah suatu kegoblokan semata, hal ini baru ditinjau dari segi psikologis saja dan itupun masih banyak yang terlewat. Saya yakin teman-teman dalam bidang studi lainnya juga punya alibi yang kuat untuk menghancurkan prejudice yang semena-mena dari seseorang yang malas melakukan penelitian dan terjun di dalamnya. (maafkan diriku

Blog juga bukan sekedar trend, tetapi merupakan suatu kebutuhan manusia yaitu untuk mencapai kebutuhan yang paling tinggi dalam hirarki kebutuhan Abraham Maslow yaitu Kebutuhan untuk Aktualisasi Diri. Jadi jangan heran jika dalam diri setiap orang terdapat upaya untuk menunjukkan eksistensinya sebagai manusia, dan salah satu caranya adalah dengan ngeBLOG ! Viva Blogger Indonesia!

Octave Ken Manungkarjono
Staff UPTB Psikologi UGM
http://kenz.web.ugm.ac.id/
blog adalah suatu media web online yang digunakan untuk mengungkapkan dan mengekspresikan pikiran, emosi dan perilaku seseorang atau kelompok sebagai jawaban atas kebutuhan interaksi sosial dan aktualisasi diri untuk menunjukkan eksistensinya sebagai manusia dari waktu ke waktu.

Referensi:
Benson, N.C., and Grove, S. 1998. Psychology for Beginners. Cambridge : Icon Books Ltd.
Chaplin, J.P. 2001. Kamus Lengkap Psikologi. terj: Kartini Kartono. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hall, C.S., and Lindzey, G. 1993. Psikologi Kepribadian I: Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Hernowo. 2004. Quatum Learning : Cara Cepat nan Bermanfaat untuk Merangsang Munculnya Potensi Menulis/editor. Bandung: MLC.
Manungkarjono, O.K. 2004. Survei Profil Blogger Indonesia. http://octave.or.id/
Onggoboyo, A.N. 2004. Profil Para Blogger : Suatu Fenomena Sociocyber yang Unik dan Dinamis. Riset. http://biangbloggie.com/
Perwitasari, J.E., Hadjam, M.N.R., Atamimi, N., Retnowati, S., Utami, M.S., Subandi, M.A., Ramdani, N., Hasanat, N.U. 2002. Psikoterapi: Pendekatan Konvensional dan Kontemporer. Yogyakarta: Unit Publikasi Fakultas Psikologi UGM.
Rose, C., and Nicholl, M.J. 1997. Accelerated Learning for the 21st Century. London: Judy Piatkus.


author :
  • kenz
  • No comments: