Wednesday, August 31, 2005

RAHIB DAN WANITA

Dua orang rahib Buddha, dalam perjalanan pulang ke
biara, bertemu dengan seorang wanita yang sangat
cantik jelita di tepi sungai. Seperti mereka,
wanita itupun ingin menyeberangi sungai. Sayang,
airnya terlalu tinggi. Maka salah seorang rahib
menggendongnya sampai di seberang.

Rahib satunya lagi sungguh2 merasa mendapat batu
sandungan. Selama dua jam penuh ia mencaci maki
temannya, karena lengah mematuhi Peraturan Suci.
Apakah ia lupa, bahwa ia seorang rahib? Bagaimana
ia sampai2 berani menyentuh seorang wanita? Dan
lebih lagi, mengendongnya menyeberangi sungai?
Lalu bagaimana kata orang nanti? Apakah ia tidak
merendahkan martabat agamanya? Dan begitu seterusnya.

Rahib yang bersalah itu dengan sabar mendengarkan
khotbah yang tak habis2nya itu. Akhirnya ia
menyela: "Kawanku, aku sudah meninggalkan wanita
tadi di pinggir sungai. Apakah engkau masih tetap
membawanya?".

******

Seorang Sufi Arab, Abu Hassan Bushanja, berkata:
"Dosa sebagai perbuatan tidak begitu parah
dibandingkan dengan keinginan serta pemikiran
tentang dosa itu. Memang untuk sesaat tubuh
membiarkan perbuatan senang; namun berbeda sekali
dengan budi dan hati yang mengunyah-ngunyahnya
tiada habis2nya."

Kalau seorang yang patuh pada agama dengan tiada
habis2nya mengunyah-ngunyah dosa yang dilakukan
oleh orang lain, timbullah kecurigaan, bahwa
mengunyah itu lebih memuaskannya daripada berbuat
dosa menyenangkan si pendosa.

( The Song of The Bird )

No comments: